Mohon tunggu...
DNA HIPOTESA
DNA HIPOTESA Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Discussion and Analysis merupakan sebuah divisi di Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) yang berada di bawah naungan Departemen Ilmu Ekonomi, FEM, IPB University. Divisi DNA berfokus dalam mengkaji isu-isu perekonomian terkini baik Indonesia maupun global. As written in the name, we are here to produce valuable analysis of the economy, while building a home for healthy economic discussions. All of this is aimed to build critical thinking which is paramount in building a brighter future for our economy.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jepang Resesi: Faktor Pendorong Serta Dampaknya Terhadap Indonesia

29 Februari 2024   21:57 Diperbarui: 29 Februari 2024   22:02 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan pernyataan dari duta besar Jepang Masaki Yasushi menyatakan bahwa dalam menghadapi resesi  Jepang membutuhkan kerja sama, pertukaran, perdagangan dengan negara-negara sahabat. Hal ini sejalan dengan Jepang sebagai negara yang bergantung dengan ekspor dalam peningkatan GDP-nya.  

Dalam proses mendorong konsumsi di dalam negeri Jepang dapat mengundang pemuda dari negara lain baik sebagai pekerja maupun pelajar untuk berpendidikan di Jepang. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong konsumsi di dalam negeri mengingat kebutuhan anak muda lebih banyak daripada orang tua sehingga dapat mengembalikan pertumbuhan ekonomi Jepang yang positif. 

Dampak terhadap indonesia

Menurunnya perekonomian negeri sakura tersebut tentu akan berdampak pada perekonomian Indonesia juga. Jepang merupakan salah satu mitra dagang Indonesia, melemahnya perekonomian Jepang akan berdampak pada penurunan permintaan ekspor Indonesia. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 Indonesia, tercatat nilai ekspor Indonesia ke Jepang turun sebesar 22,73 persen secara tahunan dari nilai ekspor $1,89 miliar atau setara dengan Rp. 29,49 triliun pada januari 2023 menjadi $1,46 miliar atau setara dengan 22,78 triliun pada Januari 2024. 

Sejumlah komoditas ekspor yang terdampak diantaranya batu bara, komponen elektrik, Nikel, perhiasan, barang-barang kayu, karet dan perikanan. Menanggapi hal tersebut pemerintah Indonesia segera mencari jalan keluar dengan mencari mitra dagang alternatif dan mengalihkannya ke negara lain.

Dampak resesi yang tercermin dari surplus neraca perdagangan dalam negeri Indonesia yang menurun sebesar 48 persen menjadi $2,02 miliar pada januari 2024 dibanding tahun  sebelumnya. 

Menurut Eko Listiyanto dari Institute for Development of Economics (Indef), surplus tersebut mengindikasi adanya perlambatan perekonomian global. Meskipun begitu, proyek-proyek seperti pembanunan kereta api bawah tanah dan layang di Jakarta dan sekitarnya yang didanai oleh Jepang, diperkirakan akan tetap berjalan sesuai yang telah direncanakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun