Aspek teknologi tidak lepas dari pertimbangan Bank Indonesia untuk menerbitkan uang edisi baru, dengan beberapa hal yang menjadi pertimbangan seperti mengatasi tindak kriminalitas dan menyesuaikan dengan perkembangan global. Penerbitan ini terbilang paralel dengan perkembangan uang yang beredar di bank sentral negara lainnya.Â
Namun sebenarnya terdapat tiga tujuan utama Bank Indonesia menerbitkan uang edisi baru, di antaranya perubahan desain warna yang lebih jelas, aspek keamanan yang lebih andal, dan dari segi material bahan yang lebih baik.Â
Ketiga tujuan tersebut sebenarnya mengacu kepada usaha represif dalam mengatasi peredaran uang palsu yang diharapkan dengan munculnya uang edisi baru ini mampu memudahkan dalam mengenali ciri keaslian uang.
Penjabaran lebih lanjut mengenai ketiga tujuan ini yaitu, pertama dari segi desain dan warna yang tajam. Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim mengatakan bahwa masyarakat masih banyak yang sulit membedakan antara uang pecahan Rp 2.000 dengan Rp 20.000 pada edisi 2016 terutama ketika berada di tempat dengan pencahayaan yang kurang.Â
Oleh karena itu, perubahan yang ditawarkan dalam uang edaran baru ini adalah warna yang lebih cerah dibandingkan dengan edisi tahun 2016 kemarin yang berkonsep monokrom. Tetapi untuk warna dasar dari uang tersebut tidak mengalami perubahan, seperti uang pecahan Rp 50.000 yang berwarna biru dan lainnya. Selain itu, perubahan desain ini juga dapat membantu tuna netra dalam mengidentifikasi nominal dari uang tersebut.
Alasan kedua, yaitu terkait dengan peningkatan dari sisi keamanan. Aspek ini ditujukan untuk perbaikan benang pengaman terutama dalam pecahan uang Rp 50.000 dan Rp 100.000. Hal ini dikarenakan kedua pecahan tersebut paling mudah dan rawan pemalsuan.Â
Marlison mengatakan bahwa benang yang digunakan dalam uang edisi terbaru ini terbilang sangat baik. Selain itu, terdapat tambahan area dalam kertas yang dapat disinari ultraviolet dan juga ada color shifting ink dengan menggunakan teknologi optically variable magnetic ink yang lebih tajam.Â
Alasan ketiga, aspek penguatan material yang digunakan. Jenis kertas yang digunakan sebagai bahan dalam uang terbaru ini yakni standar paper dengan berat 90 gsm serta menggunakan teknik cetak yang dipakai yakni varnish atau coating.
Dampak yang kemungkinan akan terjadi
Menurut pandangan Keynes, dijelaskan bahwa uang tidak netral, dalam artian uang mempunyai peranan dalam mempengaruhi sektor riil. Konsep inilah yang menjadi dasar penggunaan jumlah uang beredar sebagai variabel antara dalam sebuah mekanisme transmisi kebijakan moneter.Â
Dalam pelaksanaannya, efektivitas kebijakan moneter moneter tersebut tergantung pada hubungan antara uang beredar dengan variabel ekonomi utama seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi.Jumlah uang beredar merupakan unsur yang cukup signifikan terhadap keadaan perekonomian suatu negara yaitu erat hubungannya dengan tingkat inflasi.