"Jajannya dimakan di kelas saja!" perintahnya.Â
Murid-murid kelas 5 yang jajan di luar, berlarian menuju kelas membawa makanan dan minuman. Mereka berdiskusi sambil makan dan minum.
"Gimana temen-temen, dah ada ide belum?" tanya Anto.
"Belum!" ... "Belum" ... "Aku juga belum!" jawab anak-anak bersahutan. Kelas menjadi sedikit gaduh. Anto menenangkan.
"Kita kan harus latihan menari setiap hari! Yaudah, mulai hari ini kalian kumpulkan sisa uang jajan, ya. Takutnya nanti, barang yang kita beli harganya mahal."
"Iurannya jangan mahal-mahal!" seru Rini.
"Seratusanlah. Jaman sekarang, barang bagus mana ada yang murah!" seru Agus, anak yang paling tengil, putra pemilik toko bangunan.
"Kita, kan, 40 orang Gus! Masa 100 ribuan. Yang bener aja!" sergah Andut.
"Kita belikan perhiasan emas," katanya sambil nyengir.
"Huuuuuu," seru teman-temannya.
"Kamu jangan mentang-mentang Gus! Inget yang lain," kata Anto mengingatkan.