Mohon tunggu...
Djumiatun SR
Djumiatun SR Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Hobi membaca, menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Lantai Empat

2 Juni 2024   14:50 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pribadi desain dengan Bing

Aku terhenyak lalu menjerit minta tolong, tapi suaraku nyangkut di tenggorokan.

"Moyangmu dulu, telah mengusir kami dari tempat ini! Manusia serakah itu, demi membangun tempat yang menghasilkan uang, telah menghancurkan kerajaan kami! Sekarang kami butuh darah segar untuk menyiram tanah yang kotor ini. Isi perutmu pasti lezat menerbitkan air liurku," katanya sambil menyedot liurnya sendiri. Menjijikkan!

"Darahmu, darah keturunan moyangmu yang rakus itu! Hemm ...," dengusnya.

Begitu ucapannya selesai, aku diringkus bayangan lain dan dimasukkan kedalam peti diikuti tawa Ni Rangda. Ternyata sebuah peti mati. Aku berontak hendak keluar peti, tapi tutup peti melayang tepat di atasku. Seketika aku merebahkan diri agar kepalaku selamat. Tutup peti jatuh berdebum menutup dengan keras.

Aku terus memukul dan menendang sambil menjerit memanggil Mama, Papa dan Engkong. Kurasakan guncangan keras terus menerus, sepertinya dibawa sambil berlari, atau mungkin sambil dilempar-lempar. Entahlah.

***

Sementara di lantai atas hotel tempat Meili dan kawan-kawan menginap, keempat temannya sedang berkumpul di kamar Sandra. Mereka sibuk dengan ponselnya memilih foto-foto terbaik. Tiba-tiba ...

 "Heh, dah tengah malem Meili belum sampai!" kata Sandra mengejutkan sambil menatap jam dinding yang jarumnya nyaris berhimpitan di angka 12.

"Oh iya! Hayo kita turun!" ajak Tiara dengan panik.

Dengan terburu-buru keempat gadis itu keluar. Mereka saling mempertanyakan keberadaan Meili. Sampai di lobby, Sandra menceritakan tentang terpisahnya mereka dengan Meili yang hilang. Semua petugas tidak ada yang mengetahui keberadaan Meili. 

Seorang satpam melintas dari arah belakang. Petugas resepsionis menanyainya. Dia memandang keempatnya sambil mengerutkan dahi. Beberapa saat kemudian dia teringat sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun