Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bapak Pandu Dunia Lord Baden-Powell Datang ke Nusantara pada 1934

22 September 2024   07:54 Diperbarui: 22 September 2024   18:44 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Baden-Powell karya Berthold Sinaulan (Dokpri)

Menurut Berthold dalam bukunya ini, tidak bisa sembarangan orang menjadi seorang Pembina Pramuka. Harus melalui wadah Gugus Depan yang didaftarkan di kwartir setempat. Dari buku ini kita juga tahu bahwa Lord Baden-Powell pernah datang ke Nusantara yang waktu itu masih bernama Hindia-Belanda pada Desember 1934. Waktu itu Baden-Powell melawat ke sejumlah negara untuk melihat perkembangan gerakan kepanduan.

Berthold melengkapi buku ini dengan lampiran B-P & I, yang bermakna Baden-Powell dan Indonesia. Cerita tentang Baden-Powell dan pengalaman pribadi penulis sebagai anggota Gerakan Pramuka dan Jurnalis terdapat pada lampiran ini., terutama tentang sejarah kedatangan Baden-Powell ke Indonesia pada 1934.

Meskipun berupa kumpulan tulisan, buku ini tentu sangat bermanfaat karena informatif.  Sebagai bacaan ringan tentu harus menjadi pilihan. Apalagi buku ini hanya memiliki tebal 149 halaman. Beruntung masih ada yang mau menerbitkan buku fisik di tengah serbuan digital. Penerbit kecil macam Ruang Aksara Media di Cirebon ini tentu saja masih memiliki idealisme dalam gerakan literasi. Jika ingin baca-baca silakan hubungi https://ruangaksaramedia.site atau surel ruangaksaramedia@mail.com.

Dalam Pramuka dikenal slogan "Setiap Pramuka adalah Pewarta". Tentu sangat baik kalau pramuka di setiap kwartir, misalnya, menuliskan pengalaman masing-masing lalu membukukan tulisan-tulisan itu. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun