Lain waktu ia mengontak saya tentang kasus Gunung Padang. "Kita duet aja lawan pihak sono. Yang lain lo suruh tiarap dulu," katanya. Kasus Gunung Padang mencuat sekitar 10 tahun lalu karena keterlibatan orang partai.
Sebelum pensiun, saya sering main ke ruangannya. "Gak ada arkeolog kayak elu mau membumikan arkeologi lewat tulisan. Bahkan berbagi buku kepada publik lewat kuis buku," katanya. "Nih buit kuis buku, masing-masing 5 eksemplar cukup yah," katanya lagi sambil memberikan buku tentang arca dan Buddha. Di ruangannya itu saya ditraktir toge goreng yang mangkal di depan kantor.
Berbagi di Facebook
Tommy sering berbagi tulisan ilmiah populer di Facebook. Tentu saja tentang Arkeologi Hindu-Buddha seperti cerita makara, candi di Muarojambi, dan Suwarnabhumi/Suwarnadwipa. Setiap ia memunculkan tulisan itu, banyak orang membagikan tulisan itu. Berkat Tommy pengetahuan arkeologi tersebar lewat media sosial dan pemerhati budaya.
Kini Tommy telah tiada. Entah apakah masih ada arkeolog yang mau dan mampu menulis demi idealis dan publik. Kita tunggu. Selamat jalan sahabat. Karyamu--tulisan di media cetak, media sosial, dan buku---tetap abadi.*** Â Â
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H