Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menara Syahbandar Museum Bahari Semakin Amblas dan Miring

17 September 2022   11:47 Diperbarui: 17 September 2022   11:48 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung di atas menara (Dokpri)

Namun itu bukan tempat penyiksaan. Mereka dikurung di situ paling lama dua bulan. Ironisnya, ruangan itu sempit dan lembab. Tidak heran mereka biasanya terserang sakit kuning karena virus.

Di dalam kawasan Menara Syahbandar terdapat beberapa bangunan lain. Ada kantor kepala syahbandar. Ada lagi Gedung Terra yang mirip Menara Syahbandar namun berukuran lebih kecil. Pada masa VOC bangunan itu digunakan sebagai menara pemancar sinyal. Pos keamanan syahbandar tentu saja melengkapi kawasan syahbandar.

Beberapa meriam dan jangkar yang ada di kawasan ini bukan merupakan bagian asli dari menara syahbandar. Koleksi-koleksi tersebut dihibahkan oleh TNI-AL.

Pengunjung di atas menara (Dokpri)
Pengunjung di atas menara (Dokpri)

Getaran kendaraan

Sejak lama banyak pihak mengkhawatirkan kondisi menara. Ini karena setiap hari jalan raya di dekat menara dilewati banyak kendaraan, termasuk kendaraan berat macam kontener. Getaran kendaraan sangat membahayakan kondisi fisik menara. Ini tentu karena kondisi tanah yang sudah dimasuki air laut.

Belum lama ini dalam pelatihan yang diikuti banyak arkeolog, terlihat kemiringan menara ini sudah lebih dari 4 derajat. Bahkan terlihat retakan akibat kemiringan itu. Kondisi ini tentu saja perlu diperhatikan. Jangan sampai menara ini tak terlindungi dari upaya konservasi.

Bangunan yang sudah berusia ratusan tahun memang tergolong rawan. Semoga kelestarian kawasan Museum Bahari dengan menaranya mampu bertahan selama mungkin demi diperlihatkan kepada generasi mendatang.***

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun