Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melestarikan Warisan Dunia Sangiran Lewat Lomba Lari SangiRun

11 Agustus 2022   07:40 Diperbarui: 13 Agustus 2022   09:03 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs manusia purba di Sangiran telah menjadi warisan dunia. Untuk itu perlu dilestarikan melalui ajang olahraga dan budaya SangiRun Night Trail (pariwisatasolo.surakarta.go.id)

Nama Sangiran sudah dikenal sejak lama. Sisa-sisa masa lalu banyak ditemukan di sini, berupa sisa-sisa kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Sisa-sisa tersebut disebut fosil. Yang paling dikenal dari Sangiran adalah manusia purba.

Situs Sangiran terletak di dua kabupaten, yakni Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Luas Situs Sangiran mencapai 56 kilometer persegi. Dari lapisan tanah, diketahui umur Situs Sangiran mencapai dua juta tahun.

Karena dipandang menjadi sumber ilmu pengetahuan untuk memahami kehidupan masa lalu, pada 1996 UNESCO menetapkan Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia dengan nama The Sangiran Early Man Site.

Jika ingin berkunjung ke Situs Sangiran, pengunjung butuh waktu cukup lama. Selain Museum Sangiran di klaster Krikilan sebagai obyek utama (visitor center), ada lagi beberapa klaster yang masing-masing memiliki museum, yakni klaster Dayu, Bukuran, Ngebung, dan Manyarejo.

Peta Situs Prasejarah Sangiran (Sumber: Sangiran Menjawab Dunia, 2009) 
Peta Situs Prasejarah Sangiran (Sumber: Sangiran Menjawab Dunia, 2009) 

Pernah jadi lautan

Sekitar 2,4 juta tahun silam, Sangiran pernah berupa lautan. Perubahan tersebut berlangsung secara perlahan. Di situs ini pernah ditemukan fosil cangkang kerang, gigi ikan hiu, cangkang kura-kura laut, koral, dan masih banyak lagi. Bahkan, menurut buku Sangiran, Situs Prasejarah Dunia tulisan Harry Widianto dan Iwan SB, terdapat sumber air laut yang bercampur dengan lumpur vulkanik yang masih dapat dilihat di Dusun Pablengan.

Pada 1,8 juta hingga 900.000 tahun silam, lingkungan Sangiran berubah dari lingkungan laut menjadi lingkungan rawa. Saat itu hidup beberapa jenis hewan, antara lain kuda sungai, gajah, sapi, kerbau, banteng, dan rusa.

Manusia purba Homo erectus mulai datang di Sangiran pada 1,5 juta tahun yang lalu. Mereka telah menciptakan budaya berupa alat serpih dan batu kalsedon.

Pada 900.000 hingga 300.000 tahun yang lalu Sangiran mencapai lingkungan yang paling indah. Manusia purba Homo erectus hidup berdampingan dengan berbagai spesies fauna, seperti gajah purba stegodon, sapi, kerbau, banteng, dan rusa. Badak dan harimau mulai terlihat pada masa ini. Diketahui manusia purba sudah sangat canggih menciptakan alat batu berupa serpih dan kapak genggam.

Ekskavasi di Situs Sangiran (Sumber: Sangiran Menjawab Dunia, 2009)
Ekskavasi di Situs Sangiran (Sumber: Sangiran Menjawab Dunia, 2009)

Evolusi manusia 

Fosil manusia purba banyak ditemukan di Sangiran. Dari jumlah populasi temuan fosil Homo erectus di seluruh dunia, sekitar separuh di antaranya berasal dari Sangiran dan situs sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun