Nama Sangiran sudah dikenal sejak lama. Sisa-sisa masa lalu banyak ditemukan di sini, berupa sisa-sisa kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Sisa-sisa tersebut disebut fosil. Yang paling dikenal dari Sangiran adalah manusia purba.
Situs Sangiran terletak di dua kabupaten, yakni Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Luas Situs Sangiran mencapai 56 kilometer persegi. Dari lapisan tanah, diketahui umur Situs Sangiran mencapai dua juta tahun.
Karena dipandang menjadi sumber ilmu pengetahuan untuk memahami kehidupan masa lalu, pada 1996 UNESCO menetapkan Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia dengan nama The Sangiran Early Man Site.
Jika ingin berkunjung ke Situs Sangiran, pengunjung butuh waktu cukup lama. Selain Museum Sangiran di klaster Krikilan sebagai obyek utama (visitor center), ada lagi beberapa klaster yang masing-masing memiliki museum, yakni klaster Dayu, Bukuran, Ngebung, dan Manyarejo.
Pernah jadi lautan
Sekitar 2,4 juta tahun silam, Sangiran pernah berupa lautan. Perubahan tersebut berlangsung secara perlahan. Di situs ini pernah ditemukan fosil cangkang kerang, gigi ikan hiu, cangkang kura-kura laut, koral, dan masih banyak lagi. Bahkan, menurut buku Sangiran, Situs Prasejarah Dunia tulisan Harry Widianto dan Iwan SB, terdapat sumber air laut yang bercampur dengan lumpur vulkanik yang masih dapat dilihat di Dusun Pablengan.
Pada 1,8 juta hingga 900.000 tahun silam, lingkungan Sangiran berubah dari lingkungan laut menjadi lingkungan rawa. Saat itu hidup beberapa jenis hewan, antara lain kuda sungai, gajah, sapi, kerbau, banteng, dan rusa.
Manusia purba Homo erectus mulai datang di Sangiran pada 1,5 juta tahun yang lalu. Mereka telah menciptakan budaya berupa alat serpih dan batu kalsedon.
Pada 900.000 hingga 300.000 tahun yang lalu Sangiran mencapai lingkungan yang paling indah. Manusia purba Homo erectus hidup berdampingan dengan berbagai spesies fauna, seperti gajah purba stegodon, sapi, kerbau, banteng, dan rusa. Badak dan harimau mulai terlihat pada masa ini. Diketahui manusia purba sudah sangat canggih menciptakan alat batu berupa serpih dan kapak genggam.
Evolusi manusiaÂ
Fosil manusia purba banyak ditemukan di Sangiran. Dari jumlah populasi temuan fosil Homo erectus di seluruh dunia, sekitar separuh di antaranya berasal dari Sangiran dan situs sekitarnya.