Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tiket Candi Borobudur Rp 750.000 Menguntungkan Upaya Konservasi

5 Juni 2022   13:50 Diperbarui: 6 Juni 2022   00:30 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung yang tidak terkontrol menaik stupa candi di teras arupadhatu (Dokpri)

Dengan dimanfaatkannya Candi Borobudur sebagai obyek pariwisata secara komersial, upaya perlindungan semakin diperlukan.

Semakin meningkat kepariwisataan, semakin meningkat pula kerusakan batu candi termasuk kekotoran. Didirikannya taman purbakala yang kemudian berubah menjadi taman wisata akan menampung dua asas sekaligus, yakni konservasi dan pariwisata. 

Dalam asas konservasi diharapkan taman akan mengurangi arus pendaki candi. Berkurangnya arus pendaki candi, akan mengurangi tingkat kerusakan batu. Nah, dengan tiket masuk yang tinggi pasti akan mengurangi arus pendaki candi.  

Waktu itu ada beberapa saran yang saya kemukakan. Antara lain pengetahuan kearkeologian penting diajarkan kepada anak-anak sekolah. 

Lembaga pariwisata juga harus berperan, dengan kegiatan pariwisata terencana dan terkontrol dengan baik. Hanya dalam bentuk rombongan pengunjung boleh naik didampingi pemandu.

Pengunjung berduyun-duyun naik ke atas candi (Dokpri)
Pengunjung berduyun-duyun naik ke atas candi (Dokpri)

Saya juga menyarankan setiap pengunjung memakai alas kaki khusus yang lembut untuk naik ke atas candi. Selain itu memberi alas, terutama pada undak, untuk meminimalisasi gesekan antara alas kaki dengan batu.

Perlu diketahui, yang namanya perawatan bangunan purbakala itu amat sangat mahal. Yang paling mahal, tentu saja batu-batu asli akan aus atau rusak. Alam memang ganas, namun manusia lebih ganas.

Beberapa saran saya seperti pemakaian alas kaki khusus dan melapisi batu candi sudah diaplikasikan pihak Balai Konservasi Borobudur. Mengurangi arus pendaki candi pun, mungkin akan terujud lewat harga tiket yang tinggi.

Berita tiket masuk Borobudur Rp750.000 memang masih kurang jelas. Dalam bayangan awam, mungkin memasuki kawasan taman wisata. Dalam bayangan saya, memasuki taman wisata sih tidak dibatasi. Harganya pun tidak semahal itu. Hanya tarif khusus dan eksklusif untuk yang mau mendaki candi sampai puncak yang mencapai Rp750.000.

Mari kita jaga kelestarian Candi Borobudur.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun