Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tiket Candi Borobudur Rp 750.000 Menguntungkan Upaya Konservasi

5 Juni 2022   13:50 Diperbarui: 6 Juni 2022   00:30 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung yang tidak terkontrol menaik stupa candi di teras arupadhatu (Dokpri)

Dari segi daya dukung candi, tentu semakin lemah karena candi berdiri di atas bukit yang dipangkas. Berapa banyak batu yang rusak kena alas kaki pengunjung. Semakin banyak pengunjung, pasti merusakkan semakin banyak batu.

Saya telah menulis beberapa artikel tentang Candi Borobudur, antara lain [yang ini]

Skripsi saya di Jurusan Arkeologi UI 1985 (Dokpri)
Skripsi saya di Jurusan Arkeologi UI 1985 (Dokpri)

Komersial

Candi Borobudur merupakan bangunan purbakala unik karena badannya bisa dinaiki banyak orang sekaligus. Pengunjung rata-rata akan menuju bagian atas yang disebut arupadhatu.

Nah, inilah kekhawatiran banyak konservasionis atau pakar konservasi. Batu-batu Candi Borobudur dulu banyak melesak atau hampir roboh karena ratusan tahun tidak ditangani. Barulah kemudian mulai abad ke-19 dilakukan pemugaran bertahap. Puncaknya, pemugaran besar-besaran selesai pada 1983.

Karena sudah indah, tentu didatangi banyak pengunjung. Dalam pengukuran beberapa tahun kemudian, diketahui lantai Candi Borobudur telah melesak. Yah, antara lain karena tidak kuat menahan beban pengunjung.

UNESCO, Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan kemudian mewanti-wanti agar jumlah pengunjung dibatasi. Mereka mengancam akan mencabut Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia apabila manajemen tidak baik.

Candi Borobudur mulai dikomersialkan pada 1978 ketika ada pembicaraan antara Ditjen Kebudayaan dengan Ditjen Pariwisata. 

Kemudian terbentuklah PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Baka. Saat ini institusi tersebut berada di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. TMII mulai bergabung dengan institusi itu.

Batu pada tangga aus karena gesekan alas kaki pengunjung (Dokpri)
Batu pada tangga aus karena gesekan alas kaki pengunjung (Dokpri)

Skripsi

Saya sendiri menulis skripsi tentang konservasi Candi Borobudur dari pandangan arkeologi pada 1985. Saya kemukakan bahwa upaya perlindungan Candi Borobudur akibat ulah manusia dirasakan sebagai upaya yang sangat mendesak dan perlu penanganan serius. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun