Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Arsitektur Masjid Kuno di Nusantara Mengambil Bentuk Bangunan Lokal

6 April 2022   11:16 Diperbarui: 12 April 2022   05:00 2823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Snouck Hurgronye dan G.F. Pijper memberi gambaran, bangunan masjid di Indonesia terdiri atas sebuah bangunan induk dengan sebuah serambi. Pada dinding sebelah barat terdapat mihrab yang letaknya berhadapan dengan pintu masuk. 

Di samping mihrab biasanya terdapat sebuah mimbar, yaitu tempat khatib menyampaikan khotbah setiap Jumat. Atap masjid berumpak-umpak, terdiri atas dua hingga lima tingkat dan ujung atap berbentuk runcing. Pada beberapa masjid yang besar terdapat menara. Di halaman masjid terdapat emperan untuk tempat bedug dan kolam.

Beberapa masjid kuno di Indonesia dikelilingi air. Ada pula yang terletak di atas bukit dan bentuknya seperti piramida berteras. Kadang kala ada masjid yang memiliki menara.  

Di India masjid-masjid yang pertama memiliki persamaan gaya bangunan dengan Asia Barat dari masa dinasti Seljuq. Bentuk-bentuk bangunannya sangat indah, misalnya mempunyai kubah, pilar, dan lengkung.

Contoh dokumen untuk melindungi masjid kuno (Sumber: cagarbudaya.kemdikbud.go.id)
Contoh dokumen untuk melindungi masjid kuno (Sumber: cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Ada penafsiran, semua masjid kuno di Indonesia mengambil bentuk bangunan lokal. Umumnya memiliki atap bertingkat-tingkat, bahan yang dipakai adalah kayu. 

Arsitekturnya sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk masjid kuno di India yang sezaman. Bentuk bangunan masjid kuno di Indonesia dapat ditemukan pada beberapa relief candi di Jawa.

Diduga kuat, masih menurut Irmawati dalam buku tadi, pengaruh India tidak terdapat di Indonesia karena Islam dibawa ke Indonesia lewat jalur perdagangan. 

Bukan melalui perang, penaklukan, atau pengiriman seniman dari India ke Indonesia. Selain itu tidak pernah disebutkan adanya pengiriman seniman-seniman Islam dari Gujarat ke Indonesia seperti yang terjadi di Delhi dan di Gujarat. Dengan demikian masjid kuno hanya dibangun dengan mengikuti gaya setempat dan dilakukan oleh para arsitek lokal.

Saat ini banyak masjid kuno di Indonesia sudah terdaftar sebagai cagar budaya. Dengan demikian keberadaan masjid-masjid itu dilindungi undang-undang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun