Yang menarik, bagian atas prasasti berhiaskan tujuh kepala ular kobra berbentuk pipih dengan mahkota berbentuk permata bulat. Lehernya mengembang dengan hiasan kalung. Hiasan ular kobra tersebut bersatu dengan permukaan batu datar pada bagian belakang.
Pada bagian bawah prasasti terdapat cerat atau pancuran seperti pada yoni. Cerat tersebut berfungsi untuk mengalirkan air. Ada pendapat cerat tersebut digunakan untuk menyumpah para pejabat kerajaan. Petugas mengalirkan air dari atas, lalu setiap pejabat meminum air yang dituangkan tadi lewat cerat. Dengan demikian sumpah atau kutukan tersebut benar-benar meresap di dalam hati si pejabat.
Kemungkinan ketika itu terjadi pertikaian di antara keluarga kerajaan. Maka sumpah setialah yang diharapkan.***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H