Telah setahun lebih Pastor Adolf Heuken tiada. Ia meninggal pada 25 Juli 2019 di Jakarta dalam usia 90 tahun. Membaca namanya memang jelas ia kelahiran Jerman. Heuken, dibaca Hoiken, merupakan penanda utama negara asal beliau. Ia lahir pada 17 Juli 1929 di Coesfeld, Jerman.  Heuken masuk Indonesia pada 1961. Ia bekerja di Yogyakarta pada 1961-1963. Sejak 1963 ia berkegiatan di Jakarta. Ia kemudian menjadi warga negara Indonesia. Demikian info yang saya baca dari megapolitan.kompas.com dan wikipedia.
Sejarah Jakarta menjadi kepakaran beliau. Maka banyak pihak menjuluki beliau Kamus Hidup Sejarah Jakarta. Ia menulis beberapa buku tentang Sejarah Jakarta. Maklum, ia banyak memiliki kerabat di Jerman yang memasoknya dengan data tentang Batavia dari sumber-sumber lama Jerman. Itulah keunggulan Heuken dalam berbahasa Jerman Kuno. Â
Segala hal tentang kekunoan menjadi daya tarik buat Heuken. Selain Sejarah Jakarta, ia pun menulis buku tentang tempat-tempat ibadah, yakni tentang gereja, masjid, dan kelenteng kuno di Jakarta. Berbagai buku tentang ensiklopedia juga ia tulis, seperti Ensiklopedia Politik Pembangunan Pancasila (4 jilid), Ensiklopedia Orang Kudus, Ensiklopedia Etika Medis, dan Ensiklopedia Gereja (5 jilid/edisi lama).
Salah satu karyanya yang paling dicari adalah Kamus Jerman -- Indonesia. Diketahui buku ini sering dibajak. Buku-buku rohani adalah karya lain beliau.
Heuken sangat tertarik dunia literasi. Di Jakarta ia mendirikan Christian Life Communities (CLC). Kemudian pada 1967 namanya berganti menjadi Cipta Loka Caraka. Jadi tidak mengubah singkatan CLC. Yayasan CLC terletak di Jalan Moh. Yamin 37 Menteng. Yayasan inilah yang menerbitkan buku-buku karya Heuken, termasuk juga karya terjemahan.
Pada 1982, bahkan hingga sekarang, saya menjadi anggota Book Club CLC. Anggota BC CLC lumayan banyak karena menjangkau seluruh Nusantara. Berkat anggota BC, CLC mampu menerbitkan buku-buku bermutu dengan harga murah.
Secara otomatis anggota BC akan menerima kiriman buku-buku terbaru CLC. Saking percayanya, mereka kirim buku terlebih dulu, tentu dengan potongan harga khusus. Lantas setelah terima buku, kita kirim seluruh biaya. Dulu saya menggunakan wesel pos tapi kemudian beralih ke transfer bank.
Karena 38 tahun menjadi anggota BC, buku-buku terbitan CLC koleksi saya lumayan banyak. Saya pilah dalam beberapa rak.
Jalan hidup Heuken ternyata sebagai penulis. Â Ia telah menghasilkan puluhan buku dengan berbagai topik. Namun topik utamanya tentang Sejarah Jakarta. Ia melengkapinya dengan berbagai referensi dari berbagai negara, seperti Portugis, Inggris, dan Spanyol.
Sepeninggal Heuken, entah masih adakah orang-orang idealis di negeri ini. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan Heuken mati meninggalkan karya. Orang bijak sering berkata, menulis adalah kerja untuk keabadian. Sebagian lagi bilang, orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis maka ia akan hilang dari sejarah. Menulis merupakan kerja sunyi yang bermanfaat untuk orang banyak.
Semoga Yayasan CLC yang didirikan Heuken tak akan mati.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H