Jangan menganggap tabu atau porno kalau di internet atau kanal Youtube ada tulisan atau tayangan tentang Museum Vagina dan Museum Penis. Kedua museum memang ada di mancanegara.
Kalau dibilang terkesan unik, bolehlah. Kedua museum bukan untuk mengumbar ketelanjangan. Namun berfungsi sebagai sarana edukasi sekaligus menjadi daya tarik pariwisata.
Museum Vagina terletak di London, Inggris. Boleh dibilang inilah museum pertama di dunia yang menceritakan seluk-beluk organ wanita. Museum Vagina diresmikan November 2019. Tujuan pendirian untuk mendidik dan memberi informasi tentang anatomi ginekologi.
Museum ini juga menyediakan ruang untuk mendengar dan mendiskusikan berbagai subyek tabu tentang tubuh wanita. Selain tentang vagina, pengunjung juga bisa mengenal istilah vulva dan clitoris.
Museum Vagina didirikan berkat partisipasi dunia. Dalam kampanye berhasil terkumpul dana sekitar 65.000 dollar AS. Pendiri Museum Vagina adalah Florence Schechter.
Ruang museum terbagi dua, yakni untuk ruang pameran dan toko cendera mata. Ada beberapa banner yang menceritakan mitos dan fakta soal vagina. Bisa dilihat di museum ini anatomi dan bentuk vagina, proses ginekologi, buku-buku tentang reproduksi wanita, dan seni pahat tentang anatomi.
Kurator museum, Sarah Creed, mengatakan museum bisa menjadi tempat untuk berdiskusi tentang anatomi secara terbuka. "Jangan ada stigma atau rasa malu," katanya. Creed mengharapkan di dalam museum, pengunjung bisa membahas seks, seksualitas, kesehatan seksual, dan sebagainya.
Ia juga berusaha mengubah pandangan orang mengenai kata vagina. Soalnya vagina merupakan bagian tubuh, seperti halnya mata, hidung, mulut, dan lain-lain. Jika ingin tahu lebih banyak tentang Museum Vagina, silakan klik di sini.
Tadi saya membuka laman tersebut. Ternyata ada informasi, museum tutup karena terdampak pandemi. Rupanya Museum Vagina tidak mengenakan karcis masuk. Dalam laman dituliskan siapa saja boleh memberikan donasi untuk kelangsungan hidup museum.
Museum Penis
Sebelumnya, di belahan dunia lain, tepatnya Islandia, ada Museum Penis, The Icelandic Phallological Museum. Museum ini mengoleksi spesimen alat kelamin terbanyak di dunia.
Tadinya hanya penis hewan mamalia yang dipamerkan. Namun kemudian bertambah koleksi penis manusia, yakni milik seorang pria Islandia berusia 95 tahun.
Penis-penis itu terawetkan di dalam museum. Melihat koleksi museum, pengunjung bisa tertawa dan bersenang-senang sekaligus teredukasi. Untuk informasi lebih lanjut lihat di sini.
Hjartarson (lahir 1941) adalah seorang sejarawan. Ia bekerja sebagai guru selama 37 tahun. Ia antara lain mengajar Sejarah Spanyol.
Mengurus museum kemudian dilakukan anaknya, Hjrtur Gsli Sigursson (lahir 1964). Semula ia manajer logistik tapi sejak 2011 menjadi kurator museum. Ia memindahkan museum dari Hsavk ke Reykjavk dengan mengusung konsep modern.
Museum Penis sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Sekitar 60 di antaranya justru wanita. Museum mengenakan tarif masuk 2.200 ISK. Saya lihat kursnya 1:107, jadi sekitar Rp 235.000.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H