Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Unik, di Mancanegara Ada Museum Vagina dan Museum Penis

24 Juli 2020   10:24 Diperbarui: 2 Agustus 2020   03:45 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan menganggap tabu atau porno kalau di internet atau kanal Youtube ada tulisan atau tayangan tentang Museum Vagina dan Museum Penis. Kedua museum memang ada di mancanegara.

Kalau dibilang terkesan unik, bolehlah. Kedua museum bukan untuk mengumbar ketelanjangan. Namun berfungsi sebagai sarana edukasi sekaligus menjadi daya tarik pariwisata.

Museum Vagina terletak di London, Inggris. Boleh dibilang inilah museum pertama di dunia yang menceritakan seluk-beluk organ wanita. Museum Vagina diresmikan November 2019. Tujuan pendirian untuk mendidik dan memberi informasi tentang anatomi ginekologi.

Museum ini juga menyediakan ruang untuk mendengar dan mendiskusikan berbagai subyek tabu tentang tubuh wanita. Selain tentang vagina, pengunjung juga bisa mengenal istilah vulva dan clitoris.

Papan nama Museum Vagina dan kurator museum, Sarah (Foto: vaginamuseum.co.uk dan youtube Evening Standard)
Papan nama Museum Vagina dan kurator museum, Sarah (Foto: vaginamuseum.co.uk dan youtube Evening Standard)
Partisipasi Dunia
Museum Vagina didirikan berkat partisipasi dunia. Dalam kampanye berhasil terkumpul dana sekitar 65.000 dollar AS. Pendiri Museum Vagina adalah Florence Schechter.

Ruang museum terbagi dua, yakni untuk ruang pameran dan toko cendera mata. Ada beberapa banner yang menceritakan mitos dan fakta soal vagina. Bisa dilihat di museum ini anatomi dan bentuk vagina, proses ginekologi, buku-buku tentang reproduksi wanita, dan seni pahat tentang anatomi.

Kurator museum, Sarah Creed, mengatakan museum bisa menjadi tempat untuk berdiskusi tentang anatomi secara terbuka. "Jangan ada stigma atau rasa malu," katanya. Creed mengharapkan di dalam museum, pengunjung bisa membahas seks, seksualitas, kesehatan seksual, dan sebagainya.

Ia juga berusaha mengubah pandangan orang mengenai kata vagina. Soalnya vagina merupakan bagian tubuh, seperti halnya mata, hidung, mulut, dan lain-lain. Jika ingin tahu lebih banyak tentang Museum Vagina, silakan klik di sini.

Tadi saya membuka laman tersebut. Ternyata ada informasi, museum tutup karena terdampak pandemi. Rupanya Museum Vagina tidak mengenakan karcis masuk. Dalam laman dituliskan siapa saja boleh memberikan donasi untuk kelangsungan hidup museum.

Museum Penis
Sebelumnya, di belahan dunia lain, tepatnya Islandia, ada Museum Penis, The Icelandic Phallological Museum. Museum ini mengoleksi spesimen alat kelamin terbanyak di dunia.

Tadinya hanya penis hewan mamalia yang dipamerkan. Namun kemudian bertambah koleksi penis manusia, yakni milik seorang pria Islandia berusia 95 tahun.

Sebagian koleksi Museum Penis (Foto: phallus.is/en/gallery.html)
Sebagian koleksi Museum Penis (Foto: phallus.is/en/gallery.html)
Koleksi lain yang dipamerkan berupa tempat pulpen, gagang telepon, dan cendera mata berbentuk penis manusia. Di dalam museum terlihat penis terkecil milik hamster, sekitar 2 milimeter dan penis terbesar milik paus sperma, berukuran 1,7 meter. Wow.

Penis-penis itu terawetkan di dalam museum. Melihat koleksi museum, pengunjung bisa tertawa dan bersenang-senang sekaligus teredukasi. Untuk informasi lebih lanjut lihat di sini.

Pengunjung di Museum Penis (Foto: youtube - s34nVideos)
Pengunjung di Museum Penis (Foto: youtube - s34nVideos)
Pendirian Museum Penis berawal ketika Sigurdur Hjatarson memiliki koleksi penis banteng pada 1974. Lama-kelamaan banyak orang memberikan hadiah penis hewan. Ketika mulai banyak, pada 1997 ia mulai membuka museum. Awalnya ia hanya memiliki 62 spesimen.

Hjartarson (lahir 1941) adalah seorang sejarawan. Ia bekerja sebagai guru selama 37 tahun. Ia antara lain mengajar Sejarah Spanyol.

Mengurus museum kemudian dilakukan anaknya, Hjrtur Gsli Sigursson (lahir 1964). Semula ia manajer logistik tapi sejak 2011 menjadi kurator museum. Ia memindahkan museum dari Hsavk ke Reykjavk dengan mengusung konsep modern.

Museum Penis sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Sekitar 60 di antaranya justru wanita. Museum mengenakan tarif masuk 2.200 ISK. Saya lihat kursnya 1:107, jadi sekitar Rp 235.000.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun