Menurut peneliti sejarah Wenri Wanhar, berbagai bukti menunjukkan bahwa ekspedisi Pamalayu  memang digelar untuk persahabatan., bukan penaklukan.Â
Bukti kebesaran Kerajaan Dharmasraya, menurut Wenri, juga tersimpan dalam naskah kuno Tanjung Tanah yang disimpan di Kerinci. Naskah itu adalah Kitab Niti Sarasamuchaya yang merupakan undang-undang yang berlaku zaman Kerajaan Dharmasraya berkuasa. Usia naskah tersebut sekitar 600 tahun.
Pak Wenri seakan 'menyalahkan' N.J. Krom yang memulai narasi 'penaklukan' tersebut. Â Pendapat banyak ahli di zaman penjajahan Belanda tersebut, menurut Pak Wenri, banyak yang tidak cocok dengan konteks orang Indonesia.Â
Ia menyebutkan bunga bangkai yang ditemukan oleh Raffles sehingga dinamakan Raflesia. Â Namun Pak Wenri juga menyelipkan 'cocoklogi' tentang nama-nama wilayah Damo, dhamma yang berarti cahaya, damar, dan Ario Damar.
Dalam sesi tanya jawab, seorang penanya baru mengetahui bahwa di ranah Minang kuno sejak lama terjadi toleransi beragama. "Ini penting diketahui generasi sekarang dan mendatang supaya tidak ada kafir-kafiran atau surga dan neraka," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H