Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Beberapa Data Menunjukkan Kerajaan Majapahit Bercorak Hindu-Buddha, Bukan Islam

23 Juni 2017   12:53 Diperbarui: 26 Juni 2017   08:38 4472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alih aksara Prasasti Gajah Mada (Foto: Prasasti Batu, Museum Nasional, 2016)

Naskah

Kitab kuno yang dianggap paling penting adalah naskah Nagarakretagama. Banyak hal disebut di dalamnya, antara lain candi Hindu, candi Buddha, dan candi Siwa-Buddha.

Sekadar gambaran kita lihat pupuk XIX pasal 2:

Tersebut dukuh kasogatan Madakaripura dengan pemandangan indah

Tanahnya anugerah Sri Baginda kepada Gajah Mada, teratur rapi....

Kasogatan mengacu agama Buddha. Maka ditafsirkan Gajah Mada beragama Buddha.

Tentang Siwa-Buddha diungkapkan oleh kitab Sutasoma dalam uraiannya tentang Bhinneka Tunggal Ika. Sementara dalam kitab Arjunawijaya dikatakan antara Dewa Hindu dan Dewa Buddha tidak beda.

Candi dan Arca Perwujudan

Di Trowulan dan sekitarnya banyak ditemukan candi. Candi-candi itu umumnya terbuat dari batu bata. Namun ada beberapa candi terbuat dari batu andesit. Dalam Nagarakretagama disebutkan Jajaghu yang diidentikkan Candi Jago dan Jajawa sebagai Candi Jawi. Di Candi Simping malah pernah ditemukan arca Harihara (perpaduan Siwa dan Wisnu) yang dianggap perwujudan Raden Wijaya. Sekarang arca Harihara disimpan di Museum Nasional.

Arca Harihara koleksi Museum Nasional, arca perwujudan Raden Wijaya di Candi Simping (Foto: travellersblitar.com)
Arca Harihara koleksi Museum Nasional, arca perwujudan Raden Wijaya di Candi Simping (Foto: travellersblitar.com)
Koin

Majapahit pernah memberlakukan koin-koin asing, seperti koin Arab dan koin Tiongkok sebagai alat pembayaran. Temuan arkeologi terbanyak adalah koin Tiongkok dari beberapa dinasti. Adanya koin bertuliskan aksara Arab tentu tidak membuktikan bahwa Majapahit bercorak Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun