Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Museum DPR agar Jauh dari Korupsi

20 September 2016   09:01 Diperbarui: 20 September 2016   09:08 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum DPR (Foto: cnnindonesia.com)

Wisata korupsi! Itulah yang coba dikembangkan segelintir orang di Ceko. Negara ini adalah pecahan dari Cekoslowakia di Eropa Timur. Sejak tahun lalu, wisata korupsi menjadi andalan Pemerintah Ceko untuk mendapatkan devisa.

Sesuai namanya, wisata korupsi merupakan perjalanan mengelilingi lokasi atau bangunan yang pernah terkait dengan skandal korupsi. Wisata korupsi di Ceko umumnya berlangsung di ibu kota Praha.

Dalam wisata ini, para pelancong tak hanya diajak mengelilingi bangunan-bangunan kolonial, juga menikmati tempat- tempat yang divonis merupakan hasil korupsi. Selama 2012 paket wisata korupsi di Ceko terbilang laris-manis.

Korupsi di Ceko, termasuk negara-negara tetangganya yang komunis, banyak terjadi setelah era Perang Dingin tahun 1990-an. Ketika itu banyak negara mengalami transformasi ekonomi dan politik. Akhirnya banyak lembaga pemerintah, termasuk para pejabatnya, jatuh ke dalam lingkaran korupsi.

Wisata korupsi yang disajikan Pemerintah Ceko terdiri atas berbagai tipe. Salah satu yang populer disebut Safari. Jenis wisata ini mengajak turis berkeliling ke beberapa vila dan perkebunan besar milik para pengusaha yang diperoleh berkat hasil korupsi.

Ada pula tur ke Balaikota Praha, sekaligus memberikan gambaran mengenai partai politik negara ini dan masalah di dalamnya. Paling menarik, wisatawan dibawa menuju sebuah situs konstruksi terowongan jalan besar, yang pembangunannya mengalami penundaan dan peningkatan biaya hingga 530 juta dollar AS. Wisatawan juga dibawa ke sebuah lapangan kosong yang seharusnya menjadi tempat pembangunan Stadion Olimpiado. Namun, ketika itu proyeknya dikorupsi hingga jutaan dollar AS sehingga pembangunannya terbengkalai.

Lain Ceko, lain lagi China. Mengingat korupsi adalah musuh masyarakat, seorang mikroblog China bernama Fan Jianchuan tergerak mendirikan sebuah museum korupsi. Museum itu akan dibangun di barat daya Provinsi Sichuan. Direncanakan isi museum berupa foto dari 100 pejabat yang dianggap paling korup di abad terakhir. Untuk itu, Fan berupaya mencari nominasi dari para netizen. Fan adalah seniman lukis. Karena itu, foto-foto tersebut akan dilukis sedemikian rupa sehingga menambah daya tarik seni bagi pengunjung.

Fan adalah pendiri Museum Jianchuan di Chengdu. Menurut Fan, museum akan menerima nominasi dari masyarakat melalui laman museumnya. Penentuan kriteria ”Top 100” meliputi posisi pejabat senior yang korup, jumlah uang yang dikorupsi, cara melakukan korupsi, nilai kekayaan si koruptor, dan dampak korupsi terhadap masyarakat.

Skandal korupsi juga pernah menimpa pejabat tinggi Yunani. Saat ini kediaman bekas Menteri Pertahanan Akis Tsochatzopoulos di Athena beralih fungsi sebagai monumen korupsi. Tidak tanggung-tanggung, monumen itu menjadi obyek wisata favorit wisatawan domestik dan asing. Bahkan, popularitas obyek wisata itu tak kalah dengan kompleks bangunan kuno Acropolis.

Karena berlokasi tak jauh dari pusat kota, bangunan mewah itu cukup mudah dicari. Meski berdiri di antara bangunan elite lainnya, apartemen Tsochatzopoulos itu tetap terlihat paling megah. Hunian di kompleks perumahan termahal Yunani itu kini selalu ramai dikunjungi turis.

Di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun