disitulah mereka mulai mengerti
inilah aku,
bukan aroma gila yang 'buat nyaman dunia
Â
Inilah ujung kafe yang kuanggap layak untuk bersandar, dimana aku mulai menangkap malaikat baru yang sering disebut berburu, lalu menebarkannya bagai benih kepada ladang-ladang kering dunia maya.
Â
Hemhh..
Sudahlah...
Aku tahu engkau tahu, di atas dinding jam dinding sudah mengerling..... (Jangan kau pikir aku akan bilang, sudah pukul duabelas lebih seujung gunting). Sudah waktunya aku menggerutu pada pena yang mulai baru yang mulai buntu. Di depan ada secangkir kopi, hitam tanpa gula, seperti sering ia suratkan pada banyak syair dan tulisannya. Begitu juga aku, baiklah bila kureguk secangkir kopi hitam itu agar engkau tahu siapa aku....
Â
Â