Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Yes, Kamu Musti Telanjang!

21 September 2015   12:59 Diperbarui: 21 September 2015   13:07 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="copyright by bowo bagus"][/caption]

judul: Yes, Kamu Musti Telanjang!

 

Kamu ganteng, bagus- kata orang jawa, tapi kamu nggak tau bagaimana musti membawa diri!” tunjuk kakek pada seorang yang pernah diam-diam menusuk Sri dari belakang.

Untung lukanya tak dalam om... hemm,” sahut Sri tak berselera. Buat apa toh mengulang-ulang kisah yang sudah berlalu? Gumam Sri diam-diam sambil membuatkanku secangkir kopi pahit, tanda cinta.

Hem”

Ehhem”

Ndak sri, ndak pa pa,” jawabku sekenanya

Loh kok om bisa tau...”

Sudah, sudah, tolong ambilkan 234 ya? Biasa.. yang export series...”

Ha ha ha, di sini kui tembok pun bisa dengar detak jantungmu! Lalu diteruken ke yang berwenang mengatur tindakan, ha ha ha ha”

Sri sewot, antara bingung, kaget, sebel, dan beragam perasaan lainnya yang carut marut, yang terpancar dari mimik mukanya yang terus menerus berubah. Langkah kakinya menjauh, namun sesekali wajahnya menengok ke belakang melihatku yang duduk memunggunginya. Aku bisa tau! Tau kalo Sri berkali-kali mencuri pandang ke padaku sambil memonyongkan mulutnya, sebab ponselku memantulkan bayangannya.

Kuk ku kuk Kuk ku kuk

Jam dinding di depan Sri berbunyi pertanda pukul duabelas siang sedang menyambangi ruangan kami. Suara televisi liputan khusus terdengar lantang menyarukan lantunan doa-doa dari penjual tuhan di gedung sebelah, aku meludah,

Cuh!”

Ih om jorok!”

Ah kau Sri!”

Jangan gitu dong om, jijik aku melihatnya!”

Hemm”

Sri, kadang-kadang yang kau lihat menjijikkan adalah gambaran yang lebih pantas daripada banyak hal yang kau lihat baik”

Ha?”

Pasti nyindir aku lagi om?”

Ssst”

Dengar, dengar...”

Aku menggamit lengan Sri lalu mengajaknya mengintip beberapa karyawan gedung sebelah yang sedang terburu-buru menutup pintu dan mematikan lampu gudang. Pasti akan terjadi sesuatu, gumam Sri.

Pasti Sri!”

Loh kok om bisa tau... kalau aku sedang mbatin itu?”

Sudah, sudah, mana 234 nya? Yang export series tadi...”

Ha ha ha, om ternyata dukun!”

Ssstt.. Sri Sri, dengar, dengar siapa yang datang..”

Siapa om?”

Dinas Pajak!”

Loh?”

Kenapa Sri?”

Dinas pajak datang, kok gudang malah ditutup? Nanti Auditnya gimana om? Jangan-jangan bilang gak punya gudang? Atau bilang kalao lagi bangkrut? Itu kan tipu-tipu om? Gak fair ah!”

Kuk ku kuk Kuk ku kuk

Jam dinding di depan kami berbunyi lagi, pertanda pukul tiganbelas siang sedang menyambangi ruangan kami. Suara tepuk tangan terdengar lantang menyarukan lantunan doa-doa dan anjuran untuk jujur ala kitab suci dari penjual tuhan di gedung sebelah, aku meludah,

Cuh!”

.

Mrican-jogja, 21 september 2015

Djeng Sri

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun