“Kenapa Sri?”
“Dinas pajak datang, kok gudang malah ditutup? Nanti Auditnya gimana om? Jangan-jangan bilang gak punya gudang? Atau bilang kalao lagi bangkrut? Itu kan tipu-tipu om? Gak fair ah!”
Kuk ku kuk Kuk ku kuk
Jam dinding di depan kami berbunyi lagi, pertanda pukul tiganbelas siang sedang menyambangi ruangan kami. Suara tepuk tangan terdengar lantang menyarukan lantunan doa-doa dan anjuran untuk jujur ala kitab suci dari penjual tuhan di gedung sebelah, aku meludah,
“Cuh!”
.
Mrican-jogja, 21 september 2015
Djeng Sri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!