Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki yang Memeluk Tuhan dan Menciumi Setan

30 Juli 2015   14:26 Diperbarui: 8 Januari 2016   14:38 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku tak membutuhkanmu tuhan, secuilpun tak, apalagi segenggam!”

“Sungguh?”

“Sungguh, lain kali saja tuhan? Maaf pintu ada di depan!”

Lelaki yang kukenal sebagai pengepul uang darah itu tertawa terbahak-bahak melihat si tuhan pergi berlalu melalui pintu bersamaan dengan hadirnya setan dengan senyum simpulnya,

“Ini adalah hari penghakiman tuan, jangan terlalu lama membuat keputusan, laksanakan!” bisik setan perlahan

“Ha ha ha ha ha”

“Sudah kulakukan duhai setan, indah bukan?”

“Lihatlah dia!” tunjuk lelaki itu pada tubuhku, seakan ingin memamerkan keberhasilannya medepakku dari hangatnya ia punya tujuh tahun jeratan.

“Bagus, bagus, teruskan!”

“Ha ha ha ha ha,” lelaki pendek berkulit pucat itu kembali tertawa dengan pongahnya, seakan-akan melihatku telah sangat lemahnya, hingga ia pikir bangkit pun membalas tak dapat jadi nyanyian masa depan ku selanjutnya. Sang setan beranjak pergi.

“Hei! Aku lupa!” tiba-tiba sang setan berhenti lalu membalikkkan badannya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun