"Kalau aku sih sangat mengharapkan adanya subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk kuota internet. Apalagi kami sendiri kan nggak ada pemasukan (uang jajan) untuk beli kuota.", pungkas Prass dan Afiq.
3. PJJ telah dilaksanakan selama 2 minggu, seberapa besar rata-rata peningkatan kuota data internet yang telah digunakan/dihabiskan?
Dari ke-delapan responden yang telah dihimpun oleh penulis, ada peningkatan penggunaan kuota data internet hingga mencapai rata-rata 2 hingga 4 GB selama 2 minggu terakhir.
Bahkan Waskita mengaku untuk perkuliahan daring selama 2 minggu ini cukup menguras data internet hingga 5 GB.
"Kalau saya pribadi sih udah habis 65 ribu untuk beli kuota, belum lagi untuk beli makan sehari-hari karena saya sendiri nggak pulang sih, tetep stay di kost.", tutup Prass.
Banyak lika-liku yang tengah dialami oleh mahasiswa didalam perkuliahannya, mulai dari metode pengajaran yang cukup membingungkan pada beberapa mata kuliah, tugas yang berlimpah ruah bagai api yang tak kunjung padam, susah sinyal yang dialami sebagian mahasiswa yang berada didaerah asal masing-masing, hingga persoalan kuota data!
Ya! Persoalan kuota data memang menjadi masalah utama yang dikeluhkan bagi sebagian besar mahasiswa. Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh keseluruh responden.
Bagaimana tidak, jika proses perkuliahan dilakukan dengan metode Video Call dengan beberapa aplikasi yang memakan banyak data internet. Terlebih lagi apabila koneksi jaringan pada saat itu sedang down. Mahasiswa menjadi kalang kabut hanya untuk sebatas mencari koneksi sinyal internet agar tak tertinggal materi.
Hingga artikel ini dimuat (30/03), mayoritas mahasiswa masih mengharapkan adanya subsidi UKT yang dialokasikan untuk kebutuhan internet guna menunjang kegiatan belajar mahasiswa. Sejauh ini wacana tersebut masih dalam pembahasan pihak kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H