Raka dan Saskia memulai perjalanan mereka ke Utara, melewati hutan yang semakin gelap dan misterius. Jalan yang mereka tempuh semakin sulit, dengan banyak jebakan dan bahaya yang mengintai di setiap sudut.
Di tengah perjalanan, mereka diserang oleh naga raksasa yang menjaga pintu masuk ke gua tempat Pedang Utara berada. Naga itu sangat besar, dengan sisik yang berkilauan di bawah sinar bulan, dan mata merah yang menyala penuh amarah.
"Naga ini pasti peliharaan Ibu Malam," bisik Saskia sambil mengangkat pedangnya, bersiap untuk bertempur.
Raka mengangguk, "Kita harus melawan, kalau tidak kita tidak akan pernah mencapai pedang itu."
Pertarungan pun dimulai. Naga tersebut mengeluarkan semburan api yang nyaris menghanguskan mereka berdua. Raka dengan cekatan menghindar dan mencoba menyerang balik, tetapi sisik naga itu terlalu keras untuk ditembus.
Saskia, yang sudah terluka sejak pertempuran sebelumnya, berusaha tetap kuat. Namun, cakar tajam sang naga berhasil melukai lengan Saskia, membuatnya tersungkur.
Raka yang melihat Saskia terluka menjadi sangat marah. Dengan segenap kekuatannya, ia menyerang naga itu dengan kecepatan dan ketepatan luar biasa. Dalam satu gerakan yang penuh determinasi, Raka berhasil menebas leher naga itu, membuatnya roboh ke tanah.
"Saskia!" Raka berlari ke arah Saskia yang terbaring lemah. "Kamu baik-baik saja?"
Saskia mengangguk, meski jelas rasa sakit menggerogotinya. "Aku... aku masih bisa. Kita harus menemukan pedang itu."
Kemesraan antara Raka dan Saskia semakin terlihat ketika Raka dengan lembut membalut luka di lengan Saskia, mencoba meringankan penderitaannya. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan, dan akhirnya menemukan Pedang Utara yang bercahaya biru terang di dalam gua tersembunyi.
Petualangan di Barat: Bagas, Sinta, dan Johan