Tak terasa usia bumi semakin tua dan semakin mendekati kiamat bila melihat hamparan Padang Arafah yang luas itu. Kita wajib bersyukur diberi kesempatan menyusuri jejak perrtemuan Adam dan Hawa untuk mengingatkan diri sendiri yang cikal bakalnya berasal dari puncak bukit ini.
Tak terasa setengah jam berlalu, saatnya harus meninggalkan tempat yang penuh rahmat ini. Sayangnya tidak ada lagi unta berkeliaran di sekitar bukit karena dianggap mengotori lingkungan Jabal Rahmah. Padahal keberadaan unta merupakan salah satu daya tarik wisata di tengah gersangnya tanah suci yang berbukit batu.
Ibrahim beserta keluarga berhasil mengatasi godaan setan untuk mengurungkan niat tersebut yang ditandai dengan pelemparan batu ke tiga titik yaitu Ula, Wustha, dan Aqabah. Kini jejaknya diwariskan dengan kewajiban melempar jumroh untuk setiap calon haji yang mabit atau bermalam di Mina.
Suasana masjid sendiri sangat ramai, bahkan toiletnya penuh orang mengantre untuk menggunakan kain ihram sekaligus berwudhu. Masjidnya juga penuh orang yang shalat sunat ihram dua rakaat serta berniat umroh.Â
Selesai sholat ihram, para jamaah kembali ke dalam bus yang akan mengakhiri perjalanan city tour kali ini. Bis berhenti tepat depan hotel, sementara jamaah yang akan umroh bisa melanjutkan perjalanan dengan bis shalawat.Â
Usai sudah perjalanan wisata haji kali ini, untuk mengenang pertemuan Adam dan Hawa sebagai cikal bakal berkembang biaknya manusia yang memakmurkan bumi ini, sekaligus napak tilas perjuangan Rasulullah dan Nabi Ibrahim dalam menegakkan agama Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H