Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Serunya Mengurus Haji Sendiri

3 Agustus 2019   17:53 Diperbarui: 7 Agustus 2019   21:16 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pengurusan Visa (Dokpri)

Proses Pengurusan Visa (Dokpri)
Proses Pengurusan Visa (Dokpri)

Minggu ketiga April kami dipanggil untuk pengurusan visa di Kanwil Menag di Serang untuk wilayah Banten. Duh lumayan jauh juga jaraknya dari Ciledug, jadi harus berangkat pagi-pagi. Setelah sampai antrian sudah cukup panjang, rupanya ada yang sudah datang dari subuh. Namun antrinya sih tidak terlalu lama, sekitar dua jam, tapi sempat sebel juga karena ketinggalan fotokopian surat pelunasan dan nyaris kembali pulang. Untungnya petugas haji bisa mengerti, yang penting bawa paspor sama KTP asli saja sudah cukup. 

Besoknya langsung dilakukan vaksin meningitis di masjid Al-Azhom Tangerang untuk mengejar target sebelum puasa selesai. Jujur saja fisik masih terasa lelah setelah baru saja pulang dari Serang. Namun demi keberangkatan tahun ini saya harus memaksakan diri di tengah kesibukan pekerjaan juga, karena kebetulan setelah vaksin saya harus pergi ke Bandung untuk menghadiri rapat penting. Beruntung antrian lumayan cepat, tak sampai satu jam, mungkin karena calon haji yang lain juga masih kelelahan akibat sehari sebelumnya sama-sama baru pulang dari Serang.

Tahap berikutnya adalah mengikuti manasik haji sebanyak 8 kali yang diselenggarakan oleh Kantor KUA di masing-masing kecamatan. Biasanya hal ini dilakukan sebelum puasa. Namun karena riuh rendah Pemilu, maka baru terselenggara setelah lebaran, mepet waktunya dengan keberangkatan kloter pertama.

Memang tidak wajib sih, tapi sebaiknya hadir karena banyak trik-trik yang disampaikan oleh narasumber. Misalnya agar tidak susah mengenali koper, beri tanda khusus di koper yang mudah terlihat. Lalu sebaiknya ke mana-mana jangan sendiri, sebaiknya berdua atau bertiga, malah lebih bagus dengan rombongan agar tidak kesasar walau sudah ada maps sekalipun.

Manasik Haji di Kecamatan (Dokpri)
Manasik Haji di Kecamatan (Dokpri)

Lagi-lagi manasik dilakukan pada hari kerja, jadi terpaksa harus curi-curi waktu untuk tetap bisa ikut. Wajarlah kalau banyak yang ikut KBIH karena waktunya terbatas. Barulah saat manasik besar di tingkat kota dilakukan di hari Sabtu dan Minggu sehingga bisa lebih leluasa untuk hadir. Sebenarnya materinya lebih banyak pengulangan sih, tapi tetap saja perlu supaya tidak cepat lupa. Intinya ibadah haji itu lebih dititikberatkan pada fisik, sementara bacaan hanya pelengkap saja agar lebih afdhol.

Setelah manasik tas haji dibagikan pada para calon jamaah haji untuk ditandai dan diisi perbekalan selama 42 hari di Arab Saudi. Ada tiga jenis tas yang dibagikan, tas besar untuk diisi maksimal 32 Kg, tas sedang untuk dibawa ke kabin dengan berat maksimal 7 Kg, dan tas kecil untuk diisi paspor dan ponsel.

Saya sendiri menyerahkan pada tukang sablon untuk menulis nama dan lain sebagainya agar tidak mudah luntur dan bisa dikenali dengan cepat dengan menggunakan tanda khusus yang telah ditetapkan oleh Kemenag.

Dua hari menjelang keberangkatan, tas besar wajib diserahkan ke Kandepag setempat untuk dicek dan dibawa ke asrama haji. Sementara kita sendiri membawa tas sedang dan tas kecil saja. Alhamdulillah hari Jumat kemarin tas sudah diserahkan dan kita mendapatkan SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama) Haji sebagai syarat untuk masuk ke asrama haji Pondok Gede. Selesailah sudah tahapan awal persiapan ibadah haji hingga menjelang keberangkatan.

Memang repot mengurus haji sendiri tanpa ikut KBIH, namun hati ini puas karena benar-benar mengikuti proses dari awal. Lagipula di tengah perjalanan banyak sekali ujian baik kepada diri sendiri maupun keluarga yang akan saya ceritakan pada bagian berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun