Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kado Spesial untuk Pakde Jokowi

21 Juni 2019   09:16 Diperbarui: 21 Juni 2019   10:00 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebayang truk-truk pengangkut barang-barang kebutuhan harus membayar lebih mahal daripada kendaraan pribadi yang hanya digunakan untuk berlibur. 

Seharusnya tarif tol untuk kegiatan produksi lebih murah daripada untuk konsumsi, jangan sebaliknya agar para pengemudi truk lebih semangat untuk lewat jalan tol.

Jangan lupa juga bandara Kertajati yang ternyata masih sepi karena berada di tengah sawah. Bapak harus segera menuntaskan tol Cisumdawu dan melarang pesawat berbadan besar mendarat di Bandara Husein (2) dan pindahkan ke Kertajati, serta menyiapkan transportasi umum dari Kertajati menuju Bandung dan Cirebon.

Belum lagi infrastruktur yang berpotensi mangkrak seperti kereta cepat yang baru saja dimulai kembali setelah redup selama hampir tiga tahun sejak ground breaking di Walini. 

Lalu proyek kereta api di Sulsel yang mandeg akibat sulitnya pembebasan lahan, dan jalur kereta di Kalimantan yang masih belum juga bergerak. Pembangunan infrastruktur seyogyanya juga disesuaikan dengan kebutuhan, bukan sekedar mercusuar yang akhirnya bakal mangkrak karena tidak ekonomis.

Keempat: Peningkatan kemampuan SDM dan deradikalisasi ideologi asing

Sebenarnya SDM kita secara IQ sudah banyak yang pintar dan cerdas, namun sayangnya minim etika. Contoh paling terkini adalah nekatnya anak-anak muda membajak busway hingga terjepit di terowongan, lalu nekatnya penumpang mengambil alih kemudi yang akhirnya menyebabkan kecelakaan beruntun di jalan tol. Ini akibat kurangnya pendidikan etika yang jelas-jelas melarang orang untuk naik di atas bus atau memaksa turun di tengah jalan.

Jadi PR bapak di bidang SDM bukan hanya sekedar meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan motorik saja, tapi juga memperbaiki akhlak dan etika masyarakat yang semakin menurun. 

Pendidikan moral dan etika sudah seharusnya masuk dalam kurikulum, bukan sekedar tempelan pada pelajaran agama saja. BPIP yang bapak hidupkan kembali seharusnya sudah bergerak ke sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, bukan sekedar lembaga tanpa gigi seperti sekarang ini. 

BPIP juga seharusnya mampu menangkal ideologi asing yang berpotensi menciptakan disintegrasi bangsa. Paling tidak lembaga itu bisa bekerja sama dengan BNPT untuk melakukan kegiatan deradikalisasi serta menyebarkan ideologi Pancasila sampai ke tingkat desa untuk mencegah infiltrasi ideologi asing yang semakin jauh ke pedalaman. 

Ciptakan juga wirausahawan handal dari orang-orang pintar dan cerdas itu agar tidak terjadi brain drain, yang dapat kesempatan sekolah di luar negeri tak mau pulang kembali karena penghargaan di negeri sendiri rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun