Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nikmatnya Kesasar di Tokyo

21 Oktober 2017   18:35 Diperbarui: 22 Oktober 2017   10:38 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Sudut Ginza yang Megah (Dokpri)

Jalanan di Ginza Tampak Lengang (Dokpri)
Jalanan di Ginza Tampak Lengang (Dokpri)
Ginza sendiri merupakan pusat perbelanjaan dengan merek-merek ternama dan berkelas. Saya cuma bisa menggumam dan cukup senang hanya berjalan kaki sepanjang pertokoan yang menjual barang-barang mewah dengan harga yang tak lagi terjangkau kantong. Walau berada di pusat kota, tidak tampak kemacetan atau keriuhan jalanan. Suasananya tetap tenang dan nyaman bagi pejalan kaki, namun sayangnya kurang lampu penerangan jalan sehingga tampak gelap di malam hari.

Efisiensi Lahan, Sungai di Bawah, Jalan Tol di Atas (Dokpri)
Efisiensi Lahan, Sungai di Bawah, Jalan Tol di Atas (Dokpri)
Secara umum Tokyo seperti kota besar lainnya cukup padat oleh bangunan besar dan megah, sehingga memerlukan efisiensi penggunaan lahan dalam pembangunan infrastruktur. Jalan tol bisa dibangun diantara bangunan tinggi dan di atas sungai atau jaringan kereta api. Penggunaan angkutan umum oleh warganya membuat jalanan Tokyo terasa lengang walau pada hari kerja sekalipun. Motorpun jarang melintas jalan, dan jumlah mobil yang lewat juga tak terlalu ramai memenuhi jalan.

Jalan Tol di antara Gedung-Gedung TInggi (Dokpri)
Jalan Tol di antara Gedung-Gedung TInggi (Dokpri)
Tak terasa tubuh telah lelah dan kaki semakin gontai berjalan sehingga saya putuskan untuk kembali ke hotel. Maklum saya kurang tidur akibat penerbangan malam sebelumnya dari Jakarta berangkat lewat tengah malam dan transit di Manila untuk berganti pesawat menuju Tokyo. Efeknya mulai kerasa pagi hari ketika pinggang tiba-tiba sakit dan terpaksa harus menunda beberapa jam perjalanan esok harinya untuk memulihkan kondisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun