Mohon tunggu...
Diyarilma Anggun Ratu Innayah
Diyarilma Anggun Ratu Innayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010203

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E, Ak, M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

28 November 2024   12:21 Diperbarui: 28 November 2024   12:21 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prinsip ini menekankan pentingnya kerjasama dan kemampuan untuk mendengarkan orang lain. Seorang pemimpin tidak boleh bertindak semena-mena dan selalu mengutamakan kepentingan pribadi. Sebaliknya, pemimpin harus bisa bekerja sama dengan tim, mendengarkan pendapat orang lain, dan menerima masukan yang konstruktif.

Contoh implementasi: Dalam sebuah tim proyek, seorang pemimpin yang terbuka untuk diskusi dan tidak bertindak semau gue akan lebih dihargai oleh anggota timnya.

7. Traping Angganira (Dapat Menempatkan Diri)

Seorang pemimpin harus bisa menempatkan diri dengan baik dalam setiap situasi. Artinya, pemimpin harus peka terhadap kondisi sekitar dan mengetahui kapan harus bertindak dengan tegas dan kapan harus bersikap lebih lembut. Pemimpin yang bisa menempatkan diri dengan baik akan lebih dihormati dan diikuti oleh bawahannya.

Contoh: Pemimpin yang bisa memahami perasaan bawahannya ketika mereka sedang mengalami kesulitan atau tekanan akan lebih dihargai.

8. Angger Ugering Keprabon (Mematuhi Tatanan Negara)

Sebagai pemimpin, kita harus mematuhi hukum dan tatanan yang berlaku. Seorang pemimpin tidak boleh melanggar hukum atau merusak tatanan yang telah dibangun, baik di tingkat negara, organisasi, maupun komunitas. Dengan mematuhi hukum dan aturan yang ada, pemimpin akan menjadi teladan yang baik bagi orang lain.

9. Bangkit Ajur-Ajer (Bergaul dengan Siapapun)

Prinsip ini mengajarkan pemimpin untuk tidak membeda-bedakan orang lain. Seorang pemimpin yang bijaksana harus bisa bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau latar belakang. Pemimpin yang bersikap inklusif akan mendapatkan lebih banyak dukungan dan kepercayaan dari masyarakat.

10. Mung Ngenaki Tyasing Lyan (Menyengkan Orang Lain Meski Berbeda)

Pemimpin yang baik harus bisa menghargai perbedaan dan tidak membuat orang lain merasa rendah diri atau tersingkir. Dalam kepemimpinan, inklusivitas adalah kunci untuk menciptakan kesatuan dan keberagaman yang sehat. Pemimpin yang menghargai orang lain meski berbeda akan membangun hubungan yang lebih kuat dan produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun