Mohon tunggu...
Diyah Ulan Ningrum
Diyah Ulan Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hobi saya adalah menulis, baik menulis artikel ataupun semacamnya. Saya memang orang yang dikategorikan sebagai pemikir. Oleh sebab itu, saya ingin sedikit berbagi bacaan kepada teman-teman semua.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menguak Aset Kolonial Belanda 1933, Terselip Sejarah Bendungan Pacal Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro

19 Februari 2023   17:50 Diperbarui: 19 Februari 2023   17:56 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diantara dua gunung angin sepoi-sepoi

Waduk pacal harapan hidup para petani

Disini...diwaduk pacal

Kita berjanji setia, sehidup semati

Disini... diwaduk pacal

Kita kan datang lagi

Dengan anak dan cinta sehati

Bendungan (orang setempat menyebutnya sebagai waduk) tersebut merupakan salah satu jenis wisata dari hasil peninggalan kolonial penjajah. Bendungan Pacal dibangun sebelum Indonesia mencapai kemerdekaan oleh pemerintahan kolonial Belanda dengan mengerahkan warga setempat sebagai pekerja. 

Bendungan ini memiliki keunggulan serta manfaat bagi kawasan sekitar dan juga warga kususnya daerah tersebut. Aliran air yang membendung disana dimanfaatkan masyarakat sebagai aliran irigasi persawahan. Air yang ditampung oleh bendungan itu mencapai volume yang sangat tinggi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa bendungan ini merupakan muara bagi sungai-sungai kecil yang berada didaerah-daerah lain sebagai penghubung.

Berbicara mengenai bendungan Pacal, pasti tidak lepas dari sejarahnya tersendiri. Kenapa sih harus belajar sejarah? Yaps, sejarah itu penting. Sejarah itu bersifat abadi, dan dia itu dikenang oleh semua orang. Diingat dan dipelajari serta dijadikan sebagai sebuah pengalaman. Kita semua belajar dari sejarah. Kok bisa? Seperti halnya kita yang menginginkan sukses, nah disini kita akan belajar dari kesuksesan orang-orang sebelumnya. Kita menginginkan sukses seperti tokoh Aristoteles. Maka apa yang bisa kita lakukan? Betul, kita harus belajar, jika gagal coba lagi dan lagi. Begitulah sedikit konsep seberapa pentingnya kita belajar sejarah.

Sebagai warga asli Bojonegoro saya sangat terkesan untuk mencari seluk beluk adanya bendungan ini. Mulai dari membaca buku-buku sejarah salah satunya berjudul Bodjonegoro Tempoe Doeloe, selain itu juga mencari tahu melalui cerita para orang tua. Pada bangunanya sendiri dibuat persis dengan suasana dan bentuk arsitektur khas Belanda. Dapat terlihat tulisan tahun peresmian bendungan yang ditulis dimenara dam, tercantum tahun 1933. Ditahun tersebut Indonesia belum mencapai masa kemerdekaan, dan masih dibawah pemerintahan kolonial Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun