"Ohh, itu."
Jantungku serasa berhenti tiba-tiba, saat mendengar Yusuf berbicara seenaknya. Dia tidak tahu jika yang berdiri di sini, adalah couple seorang lelaki di meja nomer dua. Memang salahku sih, tidak segera berkata jujur kepada Yusuf. Aku bergedek ngeri, membayangkan akan dipulangkan, tanpa uang di tangan.
"Tuan sendiri, ngapain masih di sini? Apakah belum berangkat ke airport?"
"Belum, bentar lagi. Ada urusan sedikit ama seseorang."
"Ohh gitu ... ya udah. Aku masuk ke dalam dulu ya?"
"Apakah kamu tahu siapa seseorang itu?"
"Tidak. Kan itu urusan Bos. Bukan urusan saya."
"Kalau mau tahu, boleh kok, aku beritahukan."
"Nggaklah Bos. Aku nggak mau ikut campur dan tidak mau terlibat."
"Ohh, baiklah. Mau kupaksa biar tahu, kamunya nggak mau. Kalau gitu balik sana ke rumah. Udah malam. Besok banyak pekerjaan yang harus kamu lakukan. Ayo aku antar pulang?"
"Tidak Bos, terima kasih."