Mohon tunggu...
Diyah AjengStyawati
Diyah AjengStyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ajeng

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingin Tahu Cara Menjadi Pastor? Baca Artikel Ini

15 Maret 2022   22:06 Diperbarui: 27 Mei 2022   12:58 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka menempuh Pendidikan sebelum menjadi pendeta. Dimulai dari menempuh Pendidikan di sebuah tempat Bernama Seminari yang merupakan tempat menanamkan benih-benih kebaikan bagi para calon pastor. 

Pendidikan Seminari ini biasanya ditempuh dalam waktu 4 tahun yang dimuali dari usia yang memasuki setara dengan kelas 3 SMP dan lulus pada kelas 3 SMA. Kemudian, lulus dari seminari, melanjutkan Pendidikan lebih tinggi utnuk menjadi Seorang Frater yaitu calon Pastor. Di jenjang tersebut diwajibkan utnuk menempuh studi Filsafat dan Teologi. Baru kemudian setelah lulus, butuh waktu bertahun-tahun untuk menjadi Pastor.

Kami juga sempat bertanya mengenai bagaimana pendapat di sisi agama katolik jika ada sepasang kekasih yang berbeda agama ingin menikah satu sama lain. Ternyata dalam agama katolik terdapat berbagai aturan untuk menikah. Seperti menikah antara sesama katolik akan tetapi berbeda gereja, sampai aturan menikah yang berbeda keyakinan. 

Saat sepasang kekasih tersebut ingin menikah akan tetapi salah satu bukan termasuk  umat katolik dalam kata lain bisa disebut non katolik, maka diperbolehkan mereka menikah tanpa memaksa pihak yang non katolik tersebut untuk masuk dalam keyakinan mereka.

Kemudian menganai pemakaman orang yang sudah meninggal, sebelum dikuburkan mereka melakukan pemberkatan kepada jenaxah tersebut terlebih dahulu. 

FYI Sebenarnya di katolik tidak ada upacara -- upacara seperti membakar jenazah dan sebenarnya abu dari hasil pembakaran tersebut tidak boleh dibuang di laut, di sungai atau yang lainnya. Karena pada dasarnya mereka tetap harus dikuburkan, karena pada hakikat ajaran mereka, yang semula dari debu maka akan jadi debu juga dan Kembali ke tanah. Upacara-upacara atau kegiatan membakar jenazah tersebut sebenarnya adalah hanya untuk mengikuti budaya. Yaitu budaya yang berasal dari china. 

Cukup sekian hasil yang saya dapat dari kegiatan wawancara dengan narasumber kami yang Bernama Yoris dan kerap dipanggil Romo Yoris. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun