Selain itu, beberapa warga menganggap bahwa pembatasan ini menghambat rasa kebersamaan dan kepemilikan terhadap IKN Nusantara yang sedang dibangun. Mereka berharap bahwa ke depan, akses ke acara-acara penting seperti upacara 17 Agustus dapat lebih terbuka bagi masyarakat lokal, sehingga mereka dapat merasakan secara langsung keberhasilan dan kemajuan proyek nasional ini.
Pemerintah daerah dan penyelenggara acara menjelaskan bahwa pembatasan akses dilakukan untuk alasan keamanan dan pengaturan acara yang lebih baik mengingat skala acara dan protokol kesehatan yang berlaku. Namun, ada harapan dari warga agar di masa depan, ada solusi yang dapat memberikan kesempatan lebih bagi masyarakat sekitar untuk turut serta dalam merayakan peristiwa-peristiwa penting.
Upacara 17 Agustus 2024 di IKN Nusantara sebenarnya menawarkan peluang, namun terdapat tantangan yang perlu dipertimbangkan dengan cermat agar perayaan di ibu kota baru dapat menjadi simbol kemajuan dan memperkuat identitas nasional, penting juga untuk memastikan bahwa persiapan dan pelaksanaan upacara tidak mengabaikan kesiapan infrastruktur.
Sehingga diharapkan dengan perencanaan yang matang dan perhatian terhadap isu-isu yang ada, upacara 17 Agustus di IKN Nusantara dapat berjalan sukses, sekaligus dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ibu kota baru dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sebagai langkah lanjut, juga diharapkan adanya dialog antara pemerintah, penyelenggara, dan masyarakat lokal untuk menemukan keseimbangan antara keamanan, pengaturan acara, dan partisipasi publik dalam perayaan-perayaan besar di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H