lumpuh
mengingat segala ayat-ayat
yang melontarkanku ke sudut toko
ketika kala kualpa
mengonsumsi narasi
tanpa menawar.
kubuka artefak memori kuno
tentang mushaf-mushaf yang digerogoti bangkai
tentang biji huruf patah, dijerang rayap
digradasi monokrom
lemah, sepia,
tentang sepeda yang menjurus surau tua
tentang surah yang dibaca ongkang-ongkang, usang.
di malam menghitam
pagi bersama senyum api
abunya dijemput hujan
pasti Dia tak pernah demam, pusing, dan sakit-sakitan
toko selalu saja buka
sedang aku malah asyik bermain petasan
dan terjungkal di gorong-gorong
kemungkaran
"tolong, kembalikanlah aku terdahulu"
05.15 kuterbangun
kuraba-raba;
kemacetan,
jagongan,
pisau mata uang,
garis tanggal
berserakan
bukan yang kucari
kau tak menemukan Aku?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H