Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Inginku

31 Juli 2023   21:42 Diperbarui: 31 Juli 2023   21:47 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/Bilge Seyma Kutukoglu

Kehidupanku serba mewah, tanpa ada kurang sedikitpun. Tapi, keterbatasanku tanpa bisa melihat dunia yang indah kata orang membuat aktivitasku juga terbatas. Bahkan banyak yang iri dengan kehidupan keluargaku yang berkecukupan. Tapi, mereka tidak mengerti rasanya jadi aku dengan segala keterbatasanku.

Sejenak aku berpikir, kenapa aku yang diberi cobaan seperti ini? Keisya, sadar, Allah tidak akan menguji hambanya diluar kesanggupan hambanya. Mungkin Allah memberiku cobaan ini supaya aku bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku. Terkadang kita lupa untuk selalu bersyukur atas sekecil apapun nikmat yang diberikan kepada kita.

Keesokan harinya aku mendengar disebelah rumahku ada tetangga baru. Mereka pindahan dari Kota Y. Bibi bilang anaknya seumuran denganku karena Bibi tadi melihat sekilas di depan rumahku tadi. Aku sumringah mendengar kalau ada anak seumuran denganku. Tapi, apakah dia mau bermain denganku? Apa dia seperti teman-temanku yang menghinaku? Aku ingin sekali keluar rumah dan mendengar dengan telingaku sendiri.

"Non Keisya mau kemana?" tanya Bi Tina kepadaku.

"A-aku mau dengar sendiri Bi siapa tetangga baru kita!" ucapku kepada Bi Tina.

"Bibi temankan ya, Non. Kebetulan kerjaan Bibi di rumah sudah beres!" ucap Bi Tina kepadaku.

"Ayok, Bi. Aku sudah nggak sabar, yuk Bi!" ucapku seraya menarik tangan Bi Tina dan keluar rumah.

Aku dan Bibi pun keluar menengok tetangga baruku. Memang aku tidak bisa melihat, tapi mata batinku bisa melihat dan mendengarnya. Aku dan Bibi pun melihat dari jauh rumah tetangga baruku yang lagi sibuk mengeluarkan barang-barang dari mobil kendaraan roda empat itu. Setelah barang-barang dimasukkan ke rumah semuanya, barulah aku dan Bibi berkenalan dengan mereka.

"Permisi, assalamuaikum!" ucap Bibi kepada tetangga baruku.

"Waalaikumussalam, maaf Ibu siapa ya dan anak ini siapa?" tanya Ibu paruh baya kepadaku dan Bi Tina.

"Maksud kedatangan kami kemari ingin kenalan dengan tetangga baru karena rumah ini udah bertahun-tahun nggak dihuni pemilik sebelumnya dan akhirnya dihuni juga sama Bapak dan Ibu sekekuarga!" ucap Bi Tina kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun