"Dulu iya, sekarang lebih baik kamu jauh-jauh deh dariku. Kamu secara tidak langsung menolakku dengan sifat sok alimmu itu. Lagian aku sudah punya pengganti yang jauh lebih baik darimu dan dia adalah salah satu diantara teman kita. Kami baru jadian tadi malam, aku nggak mau Putri cemburu gara-gara dekat sama kamu!" ucap Riki menatap tajam kearahku.
"Jadi kamu udah jadian sama Putri. Nggak papa, I'm fine, tapi untuk menjadi pun tidak boleh kah?" ucapku kepada Riki.
"Nggak Tila. Setelah aku pikir-pikir, mana ada cewek sama cowok cuma teman. Itu hanya kekonyolan belaka!" ucap Riki kepadaku.
"Jangan ganggu pacarku Tila. Jelas-jelas kamu yang sudah menolaknya secara halus dan sekarang kamu ingin Riki kembali seperti dulu kepadamu? Tila jauh-jauh dari Riki jika masih ingin melihat dunia!" ucap Putri kepadaku.
"Iya Putri, aku paham. Mulai sekarang aku akan menjauh dari Riki!" ucapku menahan air mataku agar tidak jatuh ke pipiku.
"Riki jangan gitu dong. Tila kan masih teman kita!" ucap teman-temanku nyaris serempak.
"Nggak papa guys. Aku paham kok, aku ke kamar mandi bentar ya!" ucapku kepada teman-temanku.
Aku sedih ternyata Riki sudah memiliki kekasih dan kekasihnya itu temanku sendiri. Aku menyesal karena cintaku pupus ditengah jalan. Aku akui memang cinta Riki tapi bukan jadi pacarnya. Cintaku datang terlambat karena aku baru menyadari ternyata aku sayang dan cinta sama Riki. Jika memang aku nanti berjodoh sama Riki, maka sejauh manapun dia pergi akan tetap jadi jodohku. Ini masih pacaran, jadi aku nggak boleh sedih karena jodoh itu ditangan Tuhan.
***
Sebulan kemudian, aku dan teman-temanku berangkat untuk pulang kembali ke kost masing-masing. Banyak pelajaran yang bisaku ambil dari KKN ini. Terimakasih karena telah menghadirkan cinta walau hanya sesaat, bukan salahmu Riki, tapi salahku yang terlambat menyesali cinta yang pernah ada dihatiku.
~END~