"Iya Riki. Boleh aja kalau mau main ke rumahku. Kalau Riki tinggal dimana?" ucapku tertawa renyah kepada Riki.
"Aku tinggal di Kabupaten B. Kabupaten kita sebelahan ternyata. Aku cuma pengen main ke kampungnya Tila karena belum pernah kesana!" ucap Riki kepadaku.
Tak terasa aku sampai di Kantor Desa. Masih sepi karena terlalu pagi kesana dan aku melihat disekeliling Kantor Desa banyak tanaman yang layu.
"Riki banyak tanaman yang layu ya, bisa ditambahkan ke proker kita nih!" ucapku kepada Riki. Â
"Iya Tila. Nanti kita siram aja, nanti kita izin sama pihak Kantor Desa!" ucap Riki kepadaku.
"Iya aku juga pikirnya begitu. Sekalian kita bilang mau bantu-bantu gitu di Kantor Desa!" ucapku kepada Riki.
"Tila, sorry aku ngomong gini, tapi jangan tersinggung ya. Aku perhatikan Tila canggung banget sama aku. Rileks aja, aku cowok baik-baik kok!" ucap Riki kepadaku yang PDnya diatas rata-rata.
"Kelihatan banget ya? Iya, aku canggung sama orang yang baru dikenal, tapi kalau udah kenal nggak canggung lagi kok. Iya deh, ini udah berusaha rileks kok Riki!" ucap Riki kepadaku.
"Iya, kelihatan banget. Kamu itu cantik tapi nggak usah canggung ya sama aku. Aku nggak gigit kok!" ucap Riki kepadaku.
"Ih dasar cowok kalau kenalan mujinya selangit. Coba kalau udah kenal, pasti dibilang jelek!" ucapku memutar bola mata malas kepada Riki.
"Hmmm... aku muji ikhlas kok. Emang kamu cantik. Diantara cewek-cewek KKN lainnya kamu yang paling cantik. Tanpa bedak dan lipstick pun tetap cantik. Belum pernah aku muji cewek seperti ini loh, Tila!" ucap Riki menatapku tajam.