Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta di KKN

19 Juni 2023   19:26 Diperbarui: 13 Mei 2024   16:07 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pexels.com/mohamedabdelghaffar

"Apa jangan-jangan ke semua cewek kamu bilang gini Riki?" ucapku tertawa renyah kepada Riki.

"Aku bukan cowok seperti itu Tila. Jarang aku muji cewek, kecuali cewek yang apa adanya kayak kamu!" ucap Riki kepadaku.

Aku terdiam mendengar perkataan Riki. Belum pernah ada cowok yang bilang kepadaku seperti ini. Ada sih, tapi ya mereka cuma modus doang, nggak ada tulus-tulusnya.

Semakin hari kami semakin dekat, banyak teman yang bilang kami pacaran. Tapi kami bilang hanya sebatas teman. Walaupun dalam hatiku ingin mengungkapkan perasaanku, tapi hatiku berbisik nggak boleh cewek mulai duluan.

Di posko pun kami tidak menunjukkan kedekatan kami karena harus bisa menyesuaikan diri dengan teman yang lain. Anehnya setiap kegiatan dapat sekelompok terus, walaupun nggak cuma berdua. Setelah makan malam pun teman-teman menggodaku dan Riki.

"Riki kayaknya udah kepincut salah satu dari kita nih. Hmmm..." ucap Bang Irwan kepada Riki.

"Ah Abang bisa aja. Cuma teman kok Bang, sama kayak yang lain!" ucap Riki kepada Bang Irwan.

"Cuma teman kok beda gitu sih cara Riki ngeliat Tila sama ngeliat kami!" ucap Lasmi kepada Riki.

"Cuma teman kok Lasmi, sama kayak ke cowok yang lain!" ucapku kepada Lasmi.

"Gak percaya aku Tila, hati mana ada yang tau. Feeling aku mengatakan kalian lebih dari sekedar teman, ya kan guys?" ucap Lasmi kepada kami.

"Iya, betul. Jangan lama-lama Riki, nanti diambil orang lo. Lagian pemuda sini ada yang suka loh sama Tila, namanya Bang Jeremi. Sampai titip salam juga ke aku tadi!" ucap Adi kepada Riki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun