Mohon tunggu...
Divani Truna Wijayanti
Divani Truna Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Tadris IPS.

Just Introvert girl in Gen Z with her hoby exactly writing, she likes sweet foods so much, obssesed with kuromi and purple things.🍦💜✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa itu Kesiapan Belajar (Readiness), Teori Belajar Humanistik Dan Behavioristik?

2 November 2024   13:50 Diperbarui: 2 November 2024   14:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori belajar Rogers menekankan pentingnya penerimaan tanpa syarat terhadap individu. Bagi anak-anak, hal ini sangat vital karena menciptakan lingkungan di mana mereka merasa diterima dan dihargai apa adanya. Penerimaan tanpa syarat membantu anak mengembangkan konsep diri yang positif dan rasa kepercayaan diri. Setiap anak memiliki keunikan, potensi, dan cara belajar yang berbeda. Teori belajar Rogers menekankan penghargaan terhadap keunikan ini. Menghargai dan memahami cara anak belajar, minatnya, dan kebutuhannya adalah kunci untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan relevan. Teori belajar Carl Rogers memberikan kerangka kerja yang kuat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan integral anak-anak. Urgensinya terletak pada kemampuannya untuk memberikan panduan bagi pendidik dalam membentuk hubungan yang positif, memberdayakan anak-anak, dan memotivasi mereka untuk menjadi pelaku aktif dalam pembelajaran. 

Jadi, Kesiapan (readiness) dan kematangan merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kesiapan belajar mencakup kondisi fisik dan mental yang optimal untuk menerima materi. Dalam hal ini, teori-teori belajar berperan besar, seperti teori behavioristik yang menekankan pada perubahan perilaku akibat stimulus dan respons, serta penguatan sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Di sisi lain, teori humanistik menekankan pentingnya pemahaman diri dan motivasi intrinsik dalam pembelajaran, di mana individu tidak hanya belajar untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga untuk mencapai aktualisasi diri. Kematangan, baik fisik maupun mental, sangat menentukan kesiapan seorang individu untuk belajar dan beradaptasi dengan tantangan yang lebih kompleks. Dengan demikian, proses pembelajaran yang efektif harus mempertimbangkan aspek kesiapan dan kematangan siswa. Pendekatan yang tepat akan memfasilitasi perkembangan yang optimal, serta memastikan siswa mampu menghadapi proses belajar dengan lebih baik dan hasil yang memuaskan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun