Mohon tunggu...
Divani Azis
Divani Azis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca dan bermain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Perubahan Fisik Dan Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal

30 Mei 2024   19:12 Diperbarui: 30 Mei 2024   19:38 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Status sosio ekonomi mempengaruhi kesehatan, di mana pendapatan dan pendidikanyang lebih tinggi terkait dengan kesehatan yang lebih baik dan usia yang lebih panjang. Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan nutrisi buruk, perumahan tidaklayak, polusi, kekerasan, dan akses terbatas pada pelayanan kesehatan. Namun,perbedaan kesehatan antar etnis tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor sosioekonomi, tetapi juga bisa karena faktor genetik, biologis, dan perilaku. Minoritas etnisdan ras cenderung menerima pelayanan kesehatan yang lebih rendah dibandingkandengan orang kulit putih, meskipun faktor-faktor lain seperti asuransi, pendapatan,usia, dan keparahan kondisi serupa.

b. Gender

Wanita sering dikecualikan dalam banyak studi kesehatan, sehingga banyak informasikesehatan yang lebih relevan bagi pria. Wanita umumnya hidup lebih lama daripadapria, mungkin karena faktor genetik dan hormonal, serta kecenderungan pria untukmengambil risiko dan pola makan yang kurang sehat. Wanita lebih sering mencariperawatan medis dan lebih sadar akan kesehatan mereka dibandingkan pria, yangcenderung menganggap penyakit sebagai sesuatu yang tidak "maskulin". Namun,kesadaran akan isu kesehatan semakin meningkat di kalangan pria. Selain itu, wanitasekarang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi akibat penyakit yang terkaitdengan merokok dan penyakit jantung.

c. Hubungan dengan Orang Lain dan Kesehatan

Hubungan sosial penting untuk kesehatan. Orang yang terisolasi dari keluarga danteman lebih mungkin mengalami penyakit dan kematian. Ikatan sosial dapatmemberikan makna hidup, dukungan emosional, dan membantu mengurangi stres.Hubungan yang baik juga dapat mendorong kebiasaan sehat seperti makan denganbaik, tidur cukup, olahraga, dan menghindari zat berbahaya. Pernikahan juga terkaitdengan kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, di mana orang yang menikahcenderung lebih baik secara finansial dan lebih sehat dibandingkan dengan merekayang melajang atau bercerai.

Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal

Orang dewasa berpikir menggunakan cara yang berbeda dengan yang dilakukananak-anak dan remaja. Mereka melakukan percakapan yang berbeda, memahami materi yanglebih rumit, dan menggunakn pengalaman mereka untuk memecahkan masalah. Pemikiranpada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahapberpikir orang dewasa ini seringkali disebut pemikiran postformal. Salah seorang perisetterkemuka, mengemukakan beberapa kriteria pemikiran postformal.

Pemikiran postformal berhadapan dengan informasi dalam konten sosial. Tidak sepertimasalah yang dipelajari piaget, yang melibatkan fenomena fisik dan menuntut observasi dananalisis yang tidak memihak dan objektif. Walaupun sejumlah studi mendukung eksistensipemikiran postformal, para pengkritik menyatakan konsep tersebut memiliki dasar riset yanglemah. Banyak riset mendukung yang mengambil bentuk wawancara ekstensif dan memakanwaktu yang menyelidiki pandangan partisipan terhadap situasi hipotesis tersebut danmembandingkannya respon tersebut dengan kriteria subyektif. Bukti empiris nilai daripemikiran postformal memang muncul dari sebuah studi longitudinal terhadap 130mahasiswa medis baru. Tes yang dikembangkan untuk mengukur pengetahuan danketerampilan pada diri anak-anak bisa jadi tidak sesuai untuk mengukur kompetensi kognitifpada diri orang dewasa, yang menggunakan pengetahuan dan keterampilan untukmemecahkan masalah praktis. Karena itu, kita membutuhkan ukuran yang menunjukkankompetensi ketika berhadapan dengan tantangan dunia nyata.

Bagi anak muda pada masa transisi dari remaja ke dewasa, keterbukaannya terhadappendidikan atau lingkungan kerja baru, yang terkadang jauh dari rumahnya, menawarkanpeluang untuk mengasah kemampuannya, dan mencoba memandang dunia. Pendidikanperguruan tinggi atau tempat kerja dapat menyalakan kembalu keingintahuan intelektual,meningkatkan peluang pekerjaan, dan mempertinggi keterampilan kerja. Perguruan tinggiadalah masa penemuan intelektual dan pertumbuhan kepribadian, di mana mahasiswamengejar hasrat dan mempersiapkan karir. Pilihan perguruan tinggi mempengaruhi polaberpikir dan penalaran. Mahasiswa sering mengalami keraguan ketika dihadapkan padaberbagai ide dan sudut pandang, namun ini adalah tahap sementara yang mendorong merekauntuk mencari "jawaban yang benar". Memasuki dunia kerja, pendidikan tinggi membuka peluang pekerjaan dengan gaji lebih baik. Pemegang gelar sarjana rata-rata berpenghasilandua kali lipat dari lulusan SMA, sementara pemegang gelar profesional berpenghasilan tigasetengah kali lipat lebih banyak. Tingkat pengangguran di antara lulusan SMA lebih tinggidibandingkan lulusan perguruan tinggi. Banyak mahasiswa bekerja paruh waktu untukmembayar kuliah. Selama dua tahun pertama, bekerja sambil kuliah tidak banyakmempengaruhi perkembangan kognitif atau hasil tes. Namun, pada tahun ketiga, kerja paruhwaktu memiliki efek positif dengan membantu mahasiswa mengorganisir waktu danmembangun kebiasaan kerja yang baik. Namun, bekerja lebih dari 15 jam per minggu dikampus atau lebih dari 20 jam di luar kampus cenderung berdampak negatif. Riset otakmenunjukkan bagaimana orang menangani pekerjaan kompleks. Pada dewasa awal,perkembangan sempurna lobus frontal memungkinkan multitasking. Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan bagian depan lobus frontal berfungsi untuk memecahkanmasalah dan perencanaan, yang disebut FPPC (frontopolar prefrontal cortex). FPPC berperandalam "branching," yaitu menunda tugas yang belum selesai dan memindahkan perhatian ketugas lain sambil tetap menjaga tugas pertama dalam memori. Pertumbuhan kognitif berlanjutdi luar jam kerja, karena kognisi yang diperoleh dari pekerjaan berpengaruh dalam kehidupansehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun