Mohon tunggu...
divaemilya
divaemilya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik dan membaca buku novel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Observasi Lanjutan : Objek " Kelompok Tani Organik " di Bantul, Yogyakarta

15 Desember 2024   21:22 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:22 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok tani organik di Bantul, Yogyakarta terletak di daerah yang subur dengan tanah yang kaya, dikelilingi oleh hamparan sawah dan kebun yang hijau. Secara fisik, kelompok ini biasanya berada di lokasi strategis yang mudah diakses oleh anggota dan masyarakat sekitar, sering kali dekat dengan sumber air dan lahan pertanian.

Anggota kelompok terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk petani berpengalaman dan petani baru yang ingin belajar dan beradaptasi dengan metode pertanian organik. Mereka sering kali berkumpul di balai desa atau ruang pertemuan sederhana untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan merencanakan kegiatan pertanian bersama.

Lahan pertanian yang dikelola oleh kelompok tani organik biasanya ditanami berbagai jenis tanaman, seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman herbal, dengan memperhatikan siklus tanam yang ramah lingkungan. Penggunaan pupuk kompos dan pestisida alami menjadi praktik umum, menciptakan ekosistem yang sehat bagi tanaman dan mikroorganisme tanah.

Di sekitar kelompok tani ini, terdapat juga pasar lokal di mana produk organik mereka dijual langsung kepada konsumen. Hal ini tidak hanya memberikan nilai ekonomi bagi anggota kelompok, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertanian berkelanjutan.

Secara keseluruhan, kelompok tani organik di Bantul tidak hanya berfungsi sebagai unit produksi, tetapi juga sebagai komunitas yang menjalankan nilai-nilai keberlanjutan, kolaborasi, dan pendidikan lingkungan.

 

1. Aspek Mikro Kelompok Tani Organik di Bantul

- Interaksi Sosial: Anggota kelompok tani organik saling bertukar informasi, pengalaman, dan bantuan dalam bercocok tanam. Hal ini menciptakan dinamika sosial yang unik, di mana anggota berbagi pengetahuan, membangun rasa solidaritas, dan saling membantu dalam menghadapi tantangan bersama.

- Identitas Diri: Anggota merasa bangga dengan komitmen mereka terhadap pertanian organik dan nilai-nilai keberlanjutan. Mereka merasa menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

- Struktur Mikro: Kelompok memiliki struktur mikro yang jelas, seperti ketua, bendahara, dan aturan-aturan yang mengatur kegiatan kelompok. Struktur ini membantu dalam pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan, dan pelaksanaan kegiatan bersama.

- Proses Sosial: Anggota bernegosiasi tentang metode organik, beradaptasi dengan perubahan iklim, dan menghadapi dinamika kuasa dalam akses pasar. Mereka perlu berdiskusi dan mencapai kesepakatan tentang metode bertani yang paling efektif, menyesuaikan strategi mereka dengan perubahan lingkungan, dan berhadapan dengan persaingan dalam menjual produk organik.

 

Analisis:

- Dukungan Sosial: Interaksi sosial yang dipicu oleh kelompok tani organik telah menciptakan dukungan sosial bagi anggota, seperti saling membantu dalam kesulitan, berbagi informasi, dan membangun rasa solidaritas.

- Pengetahuan dan Keterampilan: Kelompok tani organik membantu anggota dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bercocok tanam organik, sehingga mereka dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi.

- Konflik Sosial: Perbedaan pendapat atau kepentingan anggota dapat memicu konflik sosial, seperti konflik terkait pembagian hasil, metode bertani, atau akses terhadap sumber daya.

 

2. Aspek Makro Kelompok Tani Organik di Bantul

- Struktur Sosial: Kelompok tani organik telah memengaruhi struktur sosial secara makro, seperti perubahan struktur ekonomi, sosial, dan politik.

- Sistem dan Proses Sosial: Kelompok tani organik telah mendorong proses sosial makro seperti perubahan sosial, ketimpangan, dan modernisasi.

- Budaya dan Ideologi: Kelompok tani organik telah memengaruhi budaya dan ideologi di Bantul, seperti perubahan nilai-nilai budaya, norma sosial, dan ideologi dominan.

- Aktor Sosial: Kelompok tani organik melibatkan aktor sosial makro seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi konsumen.

 

Analisis:

- Perkembangan Ekonomi: Kelompok tani organik telah mendorong perkembangan ekonomi di Bantul, dengan peningkatan pendapatan dan investasi di sektor pertanian organik.

- Perubahan Sosial: Kelompok tani organik telah menyebabkan perubahan sosial makro, seperti perubahan pola konsumsi masyarakat, peningkatan kesadaran tentang lingkungan, dan munculnya gerakan masyarakat untuk mendukung pertanian organik.

- Pengaruh Politik: Kelompok tani organik memiliki pengaruh politik, seperti dalam kebijakan terkait pengembangan pertanian organik, akses terhadap modal, dan pengambilan keputusan terkait ketahanan pangan.

 

3. Integrasi Aspek Mikro dan Makro

Integrasi aspek mikro dan makro kelompok tani organik di Bantul dapat dijelaskan melalui konsep "Habitus dan Field" oleh Pierre Bourdieu.

- Habitus: Anggota kelompok tani organik memiliki habitus yang dibentuk oleh budaya dan pengalaman mereka, yang memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan pertanian organik.

- Field: Field pertanian organik di Bantul melibatkan berbagai aktor, seperti petani organik, konsumen, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat, yang saling berinteraksi dan bersaing dalam memperebutkan modal budaya dan ekonomi.

- Reproduksi: Habitus dan field saling memperkuat dan mereproduksi satu sama lain. Habitus anggota kelompok tani organik memengaruhi cara mereka bertani, yang kemudian memengaruhi persepsi konsumen dan membentuk field pertanian organik.

 

Contoh:

- Anggota kelompok tani organik yang terbiasa dengan metode tradisional (habitus) mungkin mempertahankan metode tradisional dalam bercocok tanam organik (field), yang dapat menarik konsumen yang menghargai tradisi.

- Pemerintah yang mendukung pengembangan pertanian organik (field) dapat memberikan bantuan kepada anggota kelompok tani organik (habitus) untuk mengembangkan usaha mereka.

- Perubahan dalam field pertanian organik, seperti munculnya tren baru, dapat memengaruhi habitus anggota kelompok tani organik dan konsumen.

 

Kesimpulan:

Kelompok tani organik di Bantul, Yogyakarta, merupakan objek observasi yang kompleks yang melibatkan aspek mikro dan makro. Integrasi kedua aspek tersebut dapat dipahami melalui konsep "Habitus dan Field" yang menunjukkan bahwa habitus dan field saling terkait dan saling memengaruhi. Pengaruh kelompok tani organik terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan di Bantul sangat signifikan, dan perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami dinamika sosial yang ditimbulkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun