Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor - Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Mimpi ke Realita, Fenomena #Desperate di Kalangan Pencari Kerja Muda

9 Oktober 2024   20:31 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Untuk Pencari Kerja: Mengubah Keputusasaan Menjadi Peluang

Daripada berfokus pada aspek negatif dari #Desperate, pencari kerja dapat memanfaatkan keterbukaan ini sebagai kesempatan untuk menunjukkan dedikasi mereka dalam mengatasi tantangan. Berikut adalah berapa langkah yang dapat mereka ambil.

  • Meningkatkan Keterampilan: Mengikuti pelatihan, kursus online, dan webinar yang relevan dengan industri atau keterampilan baru yang dibutuhkan di era digital dapat meningkatkan daya saing.
  • Networking yang Proaktif: Selain menggunakan media sosial profesional seperti LinkedIn, berpartisipasi dalam komunitas industri atau acara-acara virtual juga bisa membantu memperluas koneksi profesional dan membuka pintu kesempatan baru.
  • Melibatkan Diri dalam Proyek Freelance: Mencoba pekerjaan freelance atau kontrak sementara dapat memberikan pengalaman praktis sekaligus memperkaya portofolio. Meskipun tidak langsung sesuai dengan minat utama, freelancing bisa menjadi jalan bagi pencari kerja untuk mengasah kemampuan mereka sekaligus menghasilkan pendapatan.

Untuk Perusahaan: Mengakomodasi Generasi Baru di Dunia Kerja

Di sisi lain, perusahaan juga perlu beradaptasi dengan perubahan dinamika ini. Pencari kerja dari generasi muda sering kali merasa terjebak dalam dunia kerja yang tidak sejalan dengan apa yang mereka pelajari atau minati. Oleh karena itu, perusahaan dapat mempertimbangkan beberapa langkah berikut.

  • Fleksibilitas dalam Perekrutan: Daripada hanya berfokus pada kualifikasi akademis, perusahaan harus melihat potensi keterampilan yang dapat ditransfer dari latar belakang lain. Ini membuka peluang bagi lebih banyak pencari kerja yang mungkin tidak memiliki jalur karier yang linier, tetapi tetap memiliki nilai tambah.
  • Program Pengembangan Karyawan: Program magang berbayar atau trainee junior bisa menjadi solusi win-win, di mana perusahaan mendapatkan tenaga kerja yang antusias untuk belajar, sementara pencari kerja mendapat pengalaman praktis yang dapat meningkatkan prospek mereka di masa depan. Perusahaan yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan karyawan akan mendapatkan manfaat jangka panjang. Karyawan yang merasa didukung akan lebih termotivasi dan produktif, yang pada akhirnya meningkatkan performa perusahaan secara keseluruhan.
  • Transparansi dalam Kualifikasi: Banyak pencari kerja frustrasi karena ketidakjelasan tentang persyaratan posisi. Dengan memberikan informasi yang jelas dan realistis, perusahaan dapat mengurangi lamaran yang tidak relevan, sekaligus memberikan harapan yang lebih realistis kepada pencari kerja.

Menavigasi Dunia Kerja dengan Optimisme

Fenomena #Desperate mungkin pada awalnya terkesan mencerminkan keputusasaan, tetapi dengan pendekatan yang tepat dari pencari kerja dan perusahaan, ini bisa menjadi peluang untuk bertumbuh dan berkembang bersama. Generasi muda yang bersedia belajar dan beradaptasi dapat menemukan jalan untuk menavigasi dunia kerja yang dinamis, sementara perusahaan yang tanggap akan mendapat manfaat dari tenaga kerja yang berkembang pesat.

Ini juga bisa menjadi momentum bagi pencari kerja dan perusahaan untuk lebih terbuka dalam menyikapi kondisi dunia kerja. Dengan keterbukaan yang bijaksana, pengembangan keterampilan, dan dukungan dari perusahaan, pencari kerja muda dapat mengubah tantangan ini menjadi kesempatan untuk berkembang. Di sisi lain, perusahaan dapat memainkan peran penting dengan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk pembelajaran dan pertumbuhan karier.

Pada akhirnya, keterbukaan dan profesionalitas tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan kolaboratif di era modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun