Ibu Siti yang selalu waspada dan merahasiakannya agar tidak terjadi hal-hal buruk, namun Ibu Siti menceritakan asal-usul dan informasi tentang dua pohon itu kepadaku, karena aku juga baru pindah tiga minggu lalu dan tidak tahu kalau ada hal-hal seperti itu di sekitar perumahan.
Ibu Siti juga berpesan agar aku selalu hati-hati melewati gang itu.
"Oh, dua pohon kembar tadi, ya. Ibu akan cerita sedikit, ya," Ibu Siti mulai bercerita dengan serius.
Ibu Siti menjelaskan dengan seksama, sambil menatap jauh ke depan.
"Dulu ada sepasang kekasih yang belum sah menjadi suami istri. Mereka kepergok warga sedang melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan setelah menikah. Warga pun mengejar mereka untuk dibawa ke pengadilan karena perbuatannya itu."
Ibu Siti menjelaskan lagi dengan suara rendah, seolah takut ada yang mendengar.
"Mungkin karena saking takut dan gugup, dua pasang kekasih itu pun lari dan tanpa sengaja lari ke arah pohon besar."
Aku yang ingin tahu selanjutnya bertanya, "Terus, apa yang terjadi, Bu? Mereka ketangkap, Bu?"
"Sepasang kekasih itu tidak tertangkap, tapi mereka terpeleset dan terjatuh di depan pohon besar yang ada di hadapan mereka. Tiba-tiba tubuh mereka kaku."
"Apa yang terjadi dengan mereka, Bu?"
"Ruh pohon itu pun masuk ke dalam tubuh mereka dan dua pasang kekasih itu berubah menjadi dua pohon kembar."