Tiba-tiba gerimis, dan hujan pun datang. Terpaksa, aku dan Ibu Siti mencari tempat berteduh. Syukurnya, ada toko yang sudah tutup dan ada kursi pelanggan.
"Bu, ada toko yang sudah tutup, ayo ke sana, Bu," kataku, merasa sedikit lega karena bisa berhenti sejenak.
"Iya, Dek, ayo. Nanti kita malah jadi basah kuyup," jawab Ibu Siti sambil tersenyum.
Ketika sudah sampai di toko,
"Yey, ada kursi, jadi nggak berdiri. Kalau berdiri, lelah nanti jadinya," kataku dengan senyum lega.
Ibu Siti yang melihatku pun tersenyum dan tertawa kecil. "Ya, namanya masih muda," katanya, sedikit geli melihat kelakuanku.
Aku dan Ibu Siti pun tertawa bersama karena melihat kelakuanku yang spontan.
Setelah itu, aku pun menanyakan rasa penasaran ku.
"Bu, aku boleh bertanya?" tanyaku, sambil menatapnya dengan penuh harap.
"Boleh, tanya saja, Dek," jawab Ibu Siti sambil duduk santai, menunggu pertanyaanku.
"Soal dua pohon kembar itu, Bu, kenapa orang-orang selalu takut ketika malam hari? Apa ada hantunya?" tanyaku dengan suara pelan, mencoba tidak terlalu terlihat cemas.