Mohon tunggu...
DITO RESTU HUDOYO
DITO RESTU HUDOYO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Walisongo Semarang

Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Saya memiliki kepribadian introvert, suka menonton anime Naruto, dan belum terlalu aktif di media sosial. Saat ini, saya sedang cuti kuliah. Saya juga merupakan Kompasianer pemula dan sedang belajar menulis cerpen dan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengkhianatan di Misi Terakhir

1 Februari 2025   21:02 Diperbarui: 1 Februari 2025   21:00 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua laki laki sedang berduel & Sumber: Meta AI

Siapa Pengkhianat di Dalam Game Itu?

Bermain game itu baik selama tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.

Hari ini, pukul enam pagi di hari Minggu, aku baru saja bangun tidur. Ibuku sudah mempersiapkan sarapan pagi, sementara ayahku sedang bersiap-siap untuk pergi memancing agar bisa menyegarkan pikirannya setelah sibuk bekerja. Aku yang baru saja bangun melihat ponselku yang ternyata lupa aku isi daya semalam.

"Aduh, lupa charger HP lagi. Bikin kesal aja," gerutuku.

Setelah itu, aku pun segera mengisi daya HP yang saat itu baterainya hanya tersisa 20%. Aku mencoba menghibur dan menenangkan diri.

"Tidak apa-apa, HP-ku kan sudah mendukung fast charging."

Aku menuju ruang makan dan melihat ibuku.

"Bu, ayah mana?" tanyaku.

"Oh, ayah baru saja berangkat ke tempat pemancingan."

"Udah, ini makan dulu. Ibu sudah masak makanan kesukaanmu," ujar ibuku.

"Beneran, Bu? Wah, makasih, Bu!" jawabku dengan wajah penuh kegembiraan.

Ibuku tersenyum melihat aku makan dengan lahap. Setelah beberapa menit, aku menyudahi makanku.

"Bu, aku mau ke kamar, ya," pamitku.

"Iya, tapi nanti jangan lupa olahraga untuk menjaga kesehatanmu," pesan ibu.

"Iya, Bu," jawabku singkat.

Setiap hari Minggu dan hari-hari biasanya, aku suka berolahraga di ruang olahraga atau berlari di sekitar perumahan. Namun, untuk hari ini badanku agak kurang fit, jadi mungkin aku hanya akan berjalan-jalan sebentar.

Aku kembali ke kamar dan melihat baterai HP-ku yang sudah terisi 80%, cukup untuk bermain game.

"Kan sudah aku bilang, fast charging gitu, loh. Baru ditinggal makan aja udah penuh, apalagi kalau ditinggal minum," ujarku sambil tertawa kecil.

80% sudah cukup, pikirku.

Aku pun membuka aplikasi game yang bisa dibilang cukup menantang. Gamenya tentang geng-geng di Kota Diserij. Aku mulai memainkan misi ke-29, yang ternyata merupakan misi terakhir.

"Wah, misi terakhir nih. Aku harus waspada dan berhati-hati," gumamku.

Saat mulai bermain, aku merasa game ini sangat seru dan membuat pemain harus berpikir kritis. Misi terakhir ini berkisah tentang seorang pengkhianat di dalam geng yang sedang aku mainkan. Aku menggunakan karakter sebagai ketua Geng Simp, yang harus mencari tahu siapa pengkhianat itu. Gengku sendiri merupakan geng terkuat ketiga di Kota Diserij, setelah Geng Oiyo dan Geng Asrt. Kota Diserij memiliki total sepuluh geng.

"Ya nggak apa-apa terkuat ketiga dari sepuluh geng, hehe," candaku dalam hati.

Pencarian Pengkhianat

Aku memiliki hubungan cukup dekat dengan Geng Asrt, geng terkuat kedua. Salah satu anggotanya memberitahuku bahwa ada seorang pengkhianat di dalam gengku. Mereka juga memberikan petunjuk dan ciri-ciri tentang orang itu.

"Kayak di kehidupan nyata aja ini game," gumamku.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, aku segera melanjutkan pencarian. Aku pergi ke markas untuk mengecek setiap anggota satu per satu, tetapi hasilnya nihil. Tiba-tiba, karakter yang aku mainkan mendapatkan misi baru untuk pergi ke sebuah taman di tengah Kota Diserij.

Taman itu adalah tempat berkumpulnya semua geng di kota tersebut. Saat tiba di sana, aku hanya melihat satu orang—rekanku sendiri. Aku mencoba mencocokkan ciri-ciri yang telah diberikan oleh anggota Geng Asrt, dan ternyata semuanya cocok!

Aku pun langsung menyergapnya.

"Wah, makin seru nih!" seruku.

Namun, tiba-tiba karakter yang aku mainkan dilempar dengan botol kaca hingga terjatuh. Aku terkejut saat melihat gengku sendiri—Geng Simp—berjumlah 100 orang muncul dari tempat persembunyian mereka.

Tak kusangka, seluruh anggota geng mengkhianati pemimpinnya sendiri.

"Jadi makin menarik dan pusing nih, aduh... tapi asik!" ujarku dalam hati.

Tiba-tiba, Geng Oiyo dan Geng Asrt datang membawa setengah dari pasukan mereka. Salah satu anggota mereka telah memberi tahu bahwa aku sedang berusaha menangkap pengkhianat dan mereka sudah mengetahui siapa orangnya.

Mereka ingin membantuku karena pengkhianat itu pernah mencoba mengadu domba kedua geng mereka.

50 anggota Geng Oiyo + 50 anggota Geng Asrt vs. 100 anggota Geng Simp!

"Ayo maju!" suara dari game terdengar keras.

Pertempuran tanpa senjata pun dimulai. Saat pertarungan berlangsung, karakter yang aku mainkan menyuruhku untuk fokus mencari pengkhianat tersebut. Aku menemukannya di tengah taman dan terjadilah duel satu lawan satu.

Pengkhianat itu membawa kayu sebagai senjata, sedangkan karakterku bertarung dengan tangan kosong. Aku sempat kalah, tetapi tiba-tiba dia tersandung sendiri.

"Ini kesempatanku!" seruku.

Karakterku langsung menyerang balik. Aku memainkannya dengan memukul pengkhianat itu sampai dia tak bisa bergerak lagi.

Setelah itu, layar memperlihatkan suasana taman yang penuh dengan anggota geng yang terjatuh kelelahan dan kesakitan. Hanya dua orang yang masih berdiri: ketua Geng Asrt dan ketua Geng Oiyo. Mereka menghampiriku dan menawarkan sebuah ide besar—membentuk geng terbesar di Kota Diserij dengan aku sebagai pemimpinnya!

Karena karakterku dikenal berjiwa pemimpin, akhirnya geng baru terbentuk dengan nama Geng Asroiy, gabungan dari Geng Asrt dan Geng Oiyo.

Geng ini pun menjadi geng terbesar dan terkuat di Kota Diserij.

"Akhirnya selesai juga. Bikin tegang aja nih misi terakhir," kataku senang.

Aku pun kaget saat melihat baterai HP-ku tersisa 10%!

"Wah, sudah hampir habis ternyata! Tapi game ini seru banget sih, sampai nggak terasa kalau baterai mau habis," ujarku.

Akhirnya, aku kembali mengisi daya HP.

Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Aku pun mengganti pakaian olahraga dan bersiap keluar rumah untuk jogging kecil.

"Bu, aku mau jalan-jalan di luar ya," kataku.

Ibuku yang sedang menyiram bunga di teras menoleh.

"Iya, hati-hati. Kalau capek, istirahat ya," pesannya.

"Siap, Bu!" jawabku dengan semangat.

Cerita dan game pun tamat.

Pertanyaan Seputar Game

Kenapa pihak game tidak menambahkan nama gengku, Geng Simp?

Aku pun mengerti. Mungkin saja mereka tidak menambahkannya karena seluruh anggota geng itu adalah pengkhianat. Hanya karakterku, sang pemimpin, yang tetap setia.

Catatan Penulis

Terima kasih sudah membaca!

Cerita ini aku buat berdasarkan imajinasiku sendiri dan ditulis dengan kata-kataku sendiri. AI hanya membantu memperbaiki ejaan sesuai PUEBI.

Penting: Game dan nama geng hanya fiktif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun