Mohon tunggu...
Dita Magdalena
Dita Magdalena Mohon Tunggu... Lainnya - Yang terasa singkat semoga lebih bermakna

@ditamagdalena_

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyesallah Sampai Kau Mati

4 Agustus 2021   12:03 Diperbarui: 4 Agustus 2021   12:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustration: https://www.pexels.com/search/lonely

Bara tidak menolak, ia juga berpikir bahwa dirinya tidak mungkin melakukan ini sendirian. Setelah persiapan dirasa cukup, dengan busana serba hitam berangkatlah mereka semua menuju istana sesuai dengan rute yang telah ditentukan.

Perjalanan yang mereka tempuh tidak menemui banyak kendala. Hingga sampailah mereka di dekat gerbang istana. Jumlah mereka tidak lebih 10 orang, sehingga mudah bagi mereka bersembunyi di semak semak sekitar istana tanpa dicurigai penjaga.

"Kami akan melumpuhkan penjaga disekitaran gerbang ini, agar para penjaga yang ada di dalam berlari keluar. Saat kami memberi tanda, masuklah ke dalam ke arah kamar Raja. Karena ini sudah larut, dia pasti ada di sana" Bara mengangguk mengerti, salah satu dari mereka menjelaskan denah rute di dalam istana.

Rombongan Bara pergi dan mulai menjatuhkan satu persatu para penjaga, dan hal tersebut membuat para penjaga lainnya keluar. Setelah Bara melihat tanda dari mereka, ia bergegas masuk ke dalam istana.

Jumlah penjaga yang sedikit memudahkan pencarian Bara. Dan sekarang, laki-laki itu telah berdiri di depan pintu kamar Raja setelah diam-diam melumpuhkan dua penjaga di sana.

Bara membuka pintu itu perlahan. Ia melihat Raja sedang tertidur dengan lelap hingga tidak menyadari keberadaannya. Setelah yakin, laki-laki itu mengeluarkan keris yang telah ia siapkan dibalik punggungnya dan langsung menusuk daerah jantung raja.

Raja yang tidak mengetahui keberadaan Bara hanya bisa terkejut melihat sebuah keris yang sudah menancap di jantungnya. Sadar bahwa ia sudah tidak bisa melawan, ia hanya berusaha melihat sosok yang telah melakukan hal tersebut kepadanya.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Bara setengah marah dan setengah puas, ia mendekati Raja yang sudah sekarat itu. "Sekarang terimalah ganjaranmu!" ucap Bara lagi dengan penuh penekanan.

"Jadilah raja yang baik, kakak" balas raja itu kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.

Bara terkejut, cerita apa lagi ini? Kenapa raja menyebutnya kakak? Ia tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi. Laki-laki itu menatap kembali wajah pemuda yang telah ia tusuk jantungnya. Raut wajah pemuda itu sedikit tidak asing baginya, namun siapa?

"Hormat kepada Baginda Rajaa" teriak seorang perempuan yang tentu saja tidal asing di telingga Bara. Ia mengenali suara itu, suara Anaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun