Mohon tunggu...
Ditaa Auliaa
Ditaa Auliaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting Kognitif dalam Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

7 April 2024   11:28 Diperbarui: 7 April 2024   11:35 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu perkembangan kognitif?

Perkembangan kognitif pada anak usia dini adalah salah satu aspek penting yang menjadi fokus utama dalam studi psikologi perkembangan. Anak usia dini, yang umumnya berusia antara 0 hingga 6 tahun, mengalami periode perkembangan yang sangat cepat dan kritis dalam berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk perkembangan kognitif.

Perkembangan kognitif pada umumnya sangat berhubungan dengan masa perkembangan motorik. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi, sehingga dapat berpikir. Perkembangan kognitif adalah proses dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya.

Kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Istilah kognisi (cognition) dimaknai sebagai strategi untuk mereduksi kompleksitas dunia. Kognisi juga dimaknai sebagai cara bagaimana manusia menggambarkan pengalaman mengenai dunia dan bagaimana mengorganisasi pengalaman mereka.

Pada periode ini, anak-anak mengalami transformasi kognitif yang signifikan, termasuk dalam hal kemampuan berpikir, memproses informasi, memahami konsep abstrak, dan menyelesaikan masalah. Perkembangan kognitif pada anak usia dini juga terkait erat dengan kemampuan bahasa dan sosial mereka.

Perkembangan kognitif pada anak-anak menurut Jean Piaget

Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor anak. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mentalnya. Tahapan teori perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget yaitu:

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Anak mulai memahami dunia melalui indera dan aktivitas fisik. Mereka mengalami konsep objektif permanen dan awal dari tindakan tujuan.

2. Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

Anak mulai menggunakan simbol-simbol seperti kata dan gambar untuk merepresentasikan objek dan pengalaman. Mereka juga mulai mengembangkan imajinasi dan pemikiran berdasarkan diri sendiri.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

Anak mulai mampu melakukan operasi mental sederhana terhadap objek konkret. Mereka dapat memahami konsep konservasi, seriasi, dan berpikir secara logis dalam konteks nyata.

4. Tahap Operasional Formal (usia 12 tahun dan seterusnya)

Anak mencapai kemampuan berpikir abstrak, menggunakan logika formal, dan memahami konsep-konsep seperti hipotesis, deduksi, dan abstraksi.

Metode pengembangan kognitif pada anak usia dini

Pengembangan kogbitif pada anak usia dini merupakan proses penting yang melibatkan perkembangan keterampilan berpikir, belajar, dan pemahaman dunia di sekitarnya. Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk membantu memfasilitasi pengembangan kognitif pada anak usia dini yaitu:

1. Permainan Berbasis Masalah

Anak-anak memperoleh keterampilan kognitif melalui permainan yang membantu mereka memecahkan masalah. Misalnya, anak-anak dapat berpartisipasi dalam permainan membangun, teka-teki, atau tugas-tugas logis. Mereka dapat diminta untuk menyelesaikan teka-teki sederhana atau membangun bangunan dengan balok kayu.

2. Simbolisasi

Menggunakan symbol atau representasi membantu anak memahami konsep kompleks. Contohnya adalah menggunakan gambar, grafik, atau benda fisik untuk menggambarkan konsep abstrak seperti angka, huruf, atau konsep matematika lainnya. Mengajarkan anak tentang angka dan bentuk dengan kartu gambar. Misalnya, bantu mereka mengaitkan gambar apel dengan angka "1" dan gambar lingkaran dengan huruf "O".

3. Pembelajaran Berbasis Pengalaman

Anak-anak belajar dengan melakukan, merasakan, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. Mereka memperoleh pemahaman tentang dunia di sekitar mereka melalui pengalaman langsung dari kegiatan lapangan, eksperimen sederhana, dan kunjungan ke tempat menarik. Anak-anak akan senang mengamati alam, seperti melihat tanaman tumbuh atau mencoba merasakan perbedaan tekstur benda-benda di sekitar mereka.

4. Bermain Peran

Bermain peran membantu anak-anak mengembangkan kreativitas, memahami prespektif orang lain, dan memecahkan masalah. Mereka belajar tentang situasi social dan berinteraksi dengan orang lain dengan memainkan peran yang berbeda. Bertindak sebgai dokter, pendidik, atau pemadam kebakaran adalah contohnya. Mereka dapat menggambarkan situasi sehari-hari dan memecahkan masalah.

5. Pembelajaran Kolabiratif

Anak-anak belajar lebih banyak dengan bekerja sama dengan teman sebaya atau orang dewasa. Anak-anak dapat berbagi informasi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka melalui proyek Bersama, diskusi, dan tanya jawab. Beri teman-temannya tugas untuk membangun model "rumah impian". Untuk menyelesaikan proyek, mereka harus berbicara, berbagi ide, dan bekerja sama.

6. Bermain Kontruktif

Anak-anak memperoleh pemahaman tentang ruang, bentuk, dan hubungan sebab-akibat melalui aktivitas yang melibatkan membangun, merakit, atau membuat sesuatu. Misalnya, bermain puzzle, membuat balok konstruksi, atau membuat kerajinan tangan. Mereka juga dapat melukis dunia imajinatif mereka dengan cat air.

7. Penggunanaan Kisah dan Cerita

Menceritakan cerita atau membaca buku Bersama anak-anak membantu mereka memahami narasi, memperluas kosakata, dan megembangkan imajinasi. Cerita juga dapat mengajarkan moral, prinsip, dan konsep abstrak lainnya. Ajak anak-anak membaca buku Bersama dan kemudia minta mereka menceritakan Kembali cerita tersebut menggunakan imajinasi mereka sendiri. Mereka juga dapat membuat cerita pendek sendiri.

8. Pertanyaan Terbuka dan Pengamatan

Keterampilan pengamatan, penalaran, dan berpikir kritis anak-anak ditingkatkan dengan mendukung mereka untuk mengajukan pertanyaan, melihat lingkungan mereka, dan menemukan jawaban sendiri. Misalkan anak-anak diizinkan untuk mengamati hewan di kebun binatang. Kemudian, beri mereka kesempatn untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang mereka sukai.

9. Penggunaan Teknologi Pendidikan

Teknologi seperti permainan edukatif, aplikasi pendidikan, dan perangkat lunak pembelajaran interaktif dapat membantu anak-anak meningkatkan keterampilan kognitif mereka asalkan digunakan dengan benar dan sesuai dengan usia mereka. Contohnya adalah menggunakan aplikasi matematika interaktif di tablet untuk memecahkan masalah matematika dasar atau belajar angka.

10. Pengulangan dan Penguatan

Anak-anak dapat memperkuat pemahaman mereka tentang ide-ide yang mereka pelajari dengan memberikan materi dan penguatan konsep melalui berbagai aktivitas. Selain itu, ini memudahkan transfer data dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Setelah mempelajari abjad, contohnya, anak-anak diminta untuk menggambar gambar yang sesuai dengan huruf-huruf tersebut atau membuat kata-kata sederhana dengan menggunakan blok huruf. Kemudian, untuk meningkatkan pemahaman mereka, mereka diminta untuk mengulanginya secara berkala. 

Pentingnya perkembangan kognitif pada anak usia dini

Menurut teori Piaget, ada empat tahap perkembangan kognitif, yang terdiri dari masa kanak-kanak hingga remaja. Pada usia 0-2 tahun (operasi sensorik-motorik), 2-7 tahun (pra-operasional), 7-11 tahun (operasional tangible), dan 11-15 tahun (operasional formal). Melalui berbagai tahapan kognitif anak akan terbentuk pola berfikirnya. Sebagai berikut pentingnya perkembangan kognitif pada anak:

  • Mengingat
  • Menganalisis
  • Membandingkan
  • Memahami hubungan sebab-akibat
  • Pemikiran yang logis

Perkembangan anak ini mengikutsertakan tahap pembelajaran progresif yaitu perhatian, ingatan, dan pemikiran yang logis. Otak anak-anak akan berkembang sebagai hasil dari kegiatan baru, dan sesuatu yang sering dilihat maupun terlihat yang bisa dilakukan pada anak sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun