TOKOH SUFI: HAMZAH AL-FANSURI
ulamanusantaracenter.com/660-2/ di akses 02 April 2022, pukul 21.35
​
Biografi Hamzah Al-Fansuri
Hamzah Al-Fansuri merupakan seorang tokoh sufi yang terkenal di Nusantara. Mengenai asal-usul beliau masih belum diketahui secara pasti, baik dari tempat kelahiran, masa hidup maupun masa wafatnya. Jika melihat dari namanya, beliau berasal dari Kota Fansur. Fansur merupakan sebuah kota kecil di pantai Barat Sumatera, terletak diantara Sibolga dan Singkel. Sebutan Fansur sendiri diberikan oleh pedagang Arab, sebagai pengganti nama Barus. Dimana Barus atau Fansur pernah menjadi pusat perdagangan antar bangsa, sebelum Kesultanan Aceh muncul. Para pedagang Arab, India, Cina dan Persia melakukan transaksi perdagangan waktu itu. Akan tetapi, setelah Barus menjadi bagian dari Kesultanan atau wilayah Aceh, Â pusat perdagangan berpindah ke Aceh.
Mengenai tempat kelahiran Hamzah Al-Fansuri, diketahui dari syairnya, yang berbunyi:Â
Hamzah nin asalnya Fansuri
Mendapat wujud di tanah Sharrnawi
Beroleh khilafat 'ilmu yang 'ali
Daripada 'Abd Qadir Jailani
Nama Fansuri sebagai laqab yang dipakai di belakang nama beliau yang mana memperkuat dugaan ini. Selain itu, juga didukung oleh beberapa ahli hingga dapat dipastikan bahwa Hamzah Al-Fansuri berasal dari Fansur yang terletak di barat Daya Aceh, tepatnya di daerah Barus. Selain itu, dalam syair atau sajak yang lain, dijelaskan bahwa Hamzah Al-Fansuri hidup pada masa Kerajaan Aceh Darussalam dibawah pemerintahan Sultan Riayat Syah IV Saiyidil Mukammil 997-1011 Hijriah atau 1589 -- 1604 Masehi.
Terdapat berbagai dugaan terkait kapan wafatnya Hamzah Al-Fansuri di kalangan para peneliti. Drewes menduga bahwa Hamzah al-Fansuri hidup hingga sebelum 1590 Masehi, sedangkan Naquib al-attas menduga hingga 1697 Masehi. Hal tersebut didasarkan dari beberapa fakta yang ada: Pertama, bahwa munculnya kitab Tuhfah pada awal abad ke-17 M dan cepat berkembangnya ajaran martabat tujuh. Dimana hal tersebut bukan berarti pengaruh ajaran al-Fansuri berkurang dan mengindikasikan bahwa beliau telah meninggal dunia. Kedua, Syamsudin al-Sumatrani yang merupakan murid dari Hamzah al-Fansuri menulis tafsir tentang syair-syair al-Fansuri dan hal tersebut menjadi bukti bahwa ajaran al-Fansuri masih sangat kuat pada awal abad ke-17 Masehi.
Namun, pada akhirnya disebuah desa di Aceh yang terletak antara Sinkel dan Rundeng, ditemukan kuburan yang dipercayai oleh mayoritas masyarakat merupakan kuburan Hamzah al-Fansuri.
Peran Hamzah Al-Fansuri Dalam Mengembangkan Tasawuf
Berbicara mengenai peran Hamzah al-Fansuri dalam mengembangkan tasawuf, khususnya di Nusantara ini beliau merupakan pelopor tasawuf pertama di Indonesia. Syekh Hamzah al-Fansuri ini adalah salah satu ulama nusantara yang ketokohannya diakui para ilmuwan. Dimana popularitas beliau ini disebabkan karena tingginya ilmu dan kealiman di bidang tasawuf. Â