Mohon tunggu...
Dita Wahyuni
Dita Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan

Mahasiswi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Work From Home (WFH) saat Pandemi Covid-19 Picu Stres Kerja dan Masalah Mental

28 Mei 2021   22:44 Diperbarui: 28 Mei 2021   23:09 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Data lain dari survey dampak darurat Covid-19 terhadap karyawan oleh P2 kependudukan & LD-UI juga menunjukan bahwa karyawan bekerja dari rumah mencapai 51% sejak ditetpakannya himbauan (Alifah, 2021). 

Bekerja di tengah-tengah perhatian media dan public yang intens, durasi kerja cenderung panjang, masif, dan mungkin belum pernah terjadi sebelumnya pada pekerja baik di sektor swasta atau pemerintahan. Hal ini memicu terjadinya efek psikologis negative termasuk gangguan emosional, depresi, stres, suasana hati rendah, lekas marah, serangan panik dan sebagainya (Mualim & Adeko, 2020).

Menurut kamus Oxford stres diartikan dengan preasurre or wory caused by the problems in somebody’s life atau tekanan yang disebabkan oleh masalah dalam hidup seseorang. 

Menurut para ahli stres kerja merupakan suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja. Dimasa pandemi Covid-19 pekerja beraktivitas dari rumah (WFH). Semua kantor, tempat usaha termasuk pabrik tutup. 

Stress kerja pada masa pandemic Covid-19 ini disebabkan social distancing yang mengakibatkan aktivitas masyarakat berkurang yang berdampak pada menurunnya produktivitas. 

Produktivitas pada dasarnya menjadi suatu yang krusial karena menumbuhkan harapan untuk ketercapaian target kerja yang telah ditetapkan secra efisien. Ada beberapa kategori yang berpotensi pemicu Dalam stress kerja seperti lingkungan kerja, perubahan lingkungan kerja yang biasanya Work From Office (WFO) menjadi Work From Home (WFH) serta perpaduan antar keduanya menjadikan kkerja tidak optimal yang terjadi, kemudian ketidakpastian politik juga memicu stress kerja diantara karyawan karena kebijakan Work  From Home(WFH) yang diambil pemerintah berisiko pada perkembangan ekonomi. akan tetapi kesehatan yag buruk mengakibatkan orang tidak produktif dan membebani ekonomi, oleh karena itu faktor kesehatan diutamakan meskipun bidang ekonomi tetap dijalankandengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin (Moh, 2020; Susanti et al., 2021).

Selanjutnya adanya perubahan teknologi juga merupakan pemicu stress kerja karena inovasi-inovasi baru yang dapat membuat bentuk inovasi teknologi lain yang serupa merupakan ancaman bagi banyak orang dan memicu stres. Pada masa pandemic Covid-19 perusahaan yang bergerak di bidang IT mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sementara karyawan dituntut lebih melek dan menguasai pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. 

Hal ini memberikan tekanan dan dampak negative bagi kesehatan mental. Kesehatan mental memiliki peranan yang cukup penting untuk memaksimalkan kesehatan setiap individu. Gangguan mental emosional merupakan keadaan yang mengindikasikan individu yang mengalami perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut (Moh, 2020; Setyaningrum & Yanuarita, 2020).

Banyaknya orang yang mengalami permasalahan kesehatan mental akibat pandemi covid-19 sangat dipahami mengingat pandemi Covid-19 merupakan sumber stress baru bagi masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi mental sejak pandemic seperti faktor jarak dan isolasi sosial akan menciptakan tekanan emosional yang serius, resesi ekonomi akibat Covid-19 telah memicu krisis ekonomi global. Faktor lainnya adalah masalah sosial dan budaya masyarakat ketika pshycal distancing. (Setyaningrum & Yanuarita, 2020).

Sejak pandemi banyak terjadi perubahan secara tiba-tiba, membuat masyarakat sulit beradaptasi dan menyebabkan stress hingga trauma. Masalah mental terjadi karena adanya tekanan psikologis yang muncul secara bertahap yang dimulai dari kecemasan, kemudian gejala depresi, gejala stress dan sebagainya. Stress kerja selama pandemic Covid-19 dapat menyebabkan masalah mental karena para pekerja dituntut untuk bekerja dari rumah Work From Home (WFH) sehingga dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti jam kerja, lingkungan kerja dan sebagainya. 

Oleh karena itu perlu adanya manajemen stress pada saat pandemic Covid-19 dimana bertujuan untuk mengatasi stress. Pada dasarnya stress dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosi seseorang. Maka dari itu penting bagi setiap orang untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengatasi srtes. Menurut Lazzarus dan Folkam, coping stress merupakan suatu proses dimana individu mencoba mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan dengan sumber daya yang ada (Moh, 2020; Setyaningrum & Yanuarita, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun